Open AI baru-baru ini meluncurkan teknologi chatGPT sebagai teknologi chat berbasis artificial intelligent yang lebih humanis, presisi dalam menjawab berbagai pertanyaan oleh manusia. Robot AI berbasis chat ini menggemparkan dunia maya akhir-akhir ini karena versi betanya banyak di ujicoba khususnya kalangan akademik.
Bagaimana ChatGPT ini kalau resmi launching dalam versi lengkap (tidak versi beta) dan digunakan oleh warga dunia maya? Bisa dibayangkan ada banyak siswa yang akan memanfaatkan ChatGPT OpenAI untuk bertanya tentang hal apapun yang terkait dengan pembelajaran. Mereka tidak akan bertanya ke Guru dikelas tetapi akan bertanya langsung ke mesin chatbot bernama ChatGPT.
Cara kerja yang mudah dan bisa diakses siapa saja melalui chrome https://chat.openai.com akan mempermudah siswa dan guru untuk memanfaatkan Chat bot yang mendekati humanis ini untuk bertanya tentang hal apapun berkaitan proses belajar mengajar.
Fenomena ChatGPT Open AI akan terus bergulir dan dimanfaatkan oleh banyak pengguna di tanah air. Hal ini akan mendisrupsi pola pembelajaran yang selama ini berpusat pada Guru secara konvensional dimana Guru mengajar dan siswa mendengarkan, atau student center atau murid menjadi pusat pelaku pembelajaran di kelas menjadi ChatGPT centered.  Mungkin analisa tersebut terlalu jauh karena  chat GPT hanya bisa menajawab pertanyaan sebelum tahun  2021.
Bagaimana keunggulan ChatGPT dibandingkan mesin pencari Google? ChatGPT dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan secara humanis , sama dengan Google Nest, hanya tidak memerlukan mesin / alat seperti Google Nest. Mesin pencari Google hanya akan menampilkan jawaban berupa link atau keterangan yang berasal dari website. Tetapi Chat GPT bisa menjawab tanpa menggunakan Link website tetapi menjawabnya langsung kepada yang bertanya.
Bayangkan ketika siswa ingin mengetahui tentang Teori Relativitas Enstein misalnya, dia akan bertanya ke chatbot dan chatGPT akan menggantikan peran Guru. Disinilah muncul permasalahan apakah Chat GPT akan menggantikan peran Guru ?
Meskipun baru launching, fenomena ChatGPT akan terus bergulir dan dicoba oleh jutaan orang di dunia, bukan hal yang mustahil apabila suatu saat versi beta naik ke versi resmi maka Open AI ini akan menjadi sekolah maya yang sesungguhnya.
Guru juga dapat berinteraksi dengan Chat GPT untuk mempersiapkan semua perangkat pembelajarannya , misalnya Guru bertanya tentang RPP dan silabus, Guru dapat membuat aneka model pembelajaran yang diinginkan misalnya model pembelajaran diferensiasi dsb.
Inilah Era pendidikan 5.0 yang telah datang lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. Teknologi Artificial intelligent atau kecerdasan buatan sebagai bagian dari keluarga besar Internet of Things telah hadir ditengah-tengah kita untuk menggantikan berbagai peran dan profesi yang terdisrupsi dengan hadirnya teknologi baru.
Pertanyaannya sudah siapkah sekolah, guru , siswa dan orangtua menyongsong era pendidikan 5.0 yang ditandai dengan hadirnya OpenAI berbasis robot chat yang humanis seperti chatGPT ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H