Gempa bumi dengan magnitudo (M)5,6 berpusat di darat 10 km barat daya Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Fenomena ini terjadi pada Senin (21/11/2022), pukul 13.21 WIB.Â
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan kekuatan gempa yang diukur dengan skala MMI atau modified Mercalli intensity, wilayah Cianjur V-VI MMI, Garut dan Sukabumi IV ? V MMI, Cimahi, Lembang, Kota Bandung Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor dan Bayah III MMI, Rancaekek, Tangerang Selatan, DKI Jakarta dan Depok II III MMI.
Berdasarkan kajian inaRISK, sebanyak 32 kecamatan di Kabupaten Cianjur memiliki potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi. BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bahaya gempa bumi. Warga di wilayah terdampak gempa dapat melakukan pengecekan struktur bangunan apabila ingin memasuki rumahnya kembali.
Jumlah Korban Gempa Cianjur Hari Ini Bertambah jadi 162 Orang, mayoritas Antaranya Anak-anak. Dari data tersebut muncul urgensi bagi semua pemangku kepentingan bahwa mitigasi bencana harus secara terstruktur, sistematis dan masif dilaksanakan di sekolah melalui guru dan siswa, kemudian di masyarakat melalui Tokoh Masyarakat/pemuka agama.Â
Program Sekolah Aman dan Sadar Bencana, Program Sekolah Sadar bencana atau Program Sekolah Siaga bencana yang digagas dan dilaksanakna oleh BNPB atau BPBD di kabupaten Kota yang terpetakan rawan bencana harus segera dilaksanakan.
Waktu kejadian gempa bumi hari senin 21/11/2022 Pukul 13.21 bertepatan dengan jam pelajaran di kelas, memberikan Sinyal Urgensi bahwa sekolah harus dilatih menghadapi bencana alam seperti gempa bumi yang bisa terjadi kapan saja dan tidak bisa diprediksi.Â
Bagaimana proses evakuasi siswa khususnya yang berada di lantai 2 atau 3 ketika terjadi gempa bumi besar termasuk pengecekan tangga-tangga untuk turun, tangga darurat , lorong dan berbagai jalur evakuasinya.
Kepanikan yang terjadi ketika gempa besar terjadi harus ditekan melalui edukasi kepada pihak siswa bagaimana kita tetap tenang dalam menghadapi gempa khususnya ketika menuruni tangga sehingga tidak terjadi saling dorong, loncat atau penumpukan siswa di tangga tangga yang dilalui.
Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi adalah dua kabupaten yang sering terjadi gempa bumi karena dilalui sesar cimandiri dan berbatasan dengan sesar lembang.Â
Terdapat gunung berapi aktif serta memiliki potensi gempa bumi yang berpusat di darat maupun laut lepas, bahkan menurut para ahli berpotensi terjadi gempa megathrust di laut jawa barat bagian selatan.
Kondisi obyektif ini mendorong dunia pendidikan untuk memasukan Mitigasi Bencana kedalam kurikulum muatan lokal atau melalui sosialisasi dan pelatihan kepada siswa dengan membuat simulasi kebencanaan.
Sebagai negara rentan bencana, Indonesia harus mematangkan kembali langkah mitigasi melalui pendidikan, inovasi, dan teknologi untuk meminimalisir kerusakan dan korban jiwa, seperti menyiapkan tas khusus untuk alat-alat darurat, yaitu P3K, baju, konsumsi cadangan, dan lain sebagainya, karena bencana tidak mengenal waktu dan tempat. Saat bencana terjadi, segera berlindung ke tempat aman sambil membawa tas khusus tersebut.
Mari kita segera mulai Sekolah Siaga Bencana agar kita dapat hidup berdampingan dengan berbagai kemungkinan bencana alam seperti gempa bumi yang bisa terjadi kapan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H