Bekerja adalah kehormatan diri. Bekerja juga adalah sunatullah sesuai dengan apa yang dilakukan oleh para Nabi. Disini ada benang merah dengan sistem pendidikan kejuruan atau vokasional yang mempersiapkan calon lulusan yang siap kerja. Para Nabi semuanya memiliki profesi yang mulia. Tangan-tangan yang bekerja secara ikhlas hanya untuk mengharap ridha Allah SWT.Â
Pernahkah kita tahu bahwa pakaian yang sekarang kita pakai pertama kali dibuat oleh Nabi idris? Nabi idris memiliki kemampuan multi talenta dari skill keterampilan dan pengetahuan yang luar bisa. adalah orang yang pertama kali memiliki kemampuan menjahit pakaian dan mendapatkan upah dari menjahit. Bukan hanya itu, Nabi Idris juga menjadi orang pertama kali yang bisa menulis. Bahkan, Nabi Idris pula yang menjadi pelopor ilmu nujum dan ilmu perhitungan. Lebih jauh lagi, beliau adalah orang yang pertama kali membuat takaran.
Bagi SMK yang memiliki program keahlian Tata busana atau menjahit, skill ini menjadi skill yang diwariskan Nabi Idris. Di luar tugas berdakwah, kesibukan Nabi Idris sehari-hari adalah menjahit. Dalam setiap tusukan jarum dia bertasbih kepada Allah. Apabila lupa, jahitannya yang tidak disertai dengan tasbih kepada Allah dia udar kembali. Beliau adalah orang yang tidak mau makan kecuali dari hasil usahanya. Beliau suka menjahit pakaian milik orang lain sehingga mendapatkan upah. Sejarah manusia pertama yang bisa menjahit dan membuat baju serta mendapatkan upah dari hasil menjahit ini harus disampaikan kepada para siswa jurusan Tata busana atau Garmen, ada nilai-nilai kenabian yang mulia dan luhur didalamnya. Bayangkan ketika ratusan ribu bahkan jutaan karyawan garmen bertasbih sambil menjahit pakaian maka nilai keberkahan akan selalu mengiringi detik menit jam kelelahan dalam bekerjanya.
Syeikh An Nawawi Al Bantani dalam kitabnya Kasyifatus Saja' membuat penjelasan epik terkait sisi humanis para nabi. Dalam kitab tersebut pula, Syeikh An Nawawi juga menyinggung sejumlah profesi dari para nabi dengan mengutip penjelasan dari Ahmad As Suhaimi.
Seperti Nabi Adam AS sebagai nabi pertama di dunia. Nabi Adam AS memiliki profesi sebagai petani. Dunia vokasi SMK Pertanian adalah profesi pertama manusia pertama di bumi. Sebuah profesi tertua yang ada didunia. Bagi siswa SMK Pertanian harus bangga menjadi penerus dan pewaris ilmu dan keterampilan agribisnis sang Nabi pertama sekaligus manusia pertama di bumi.
Nabi Ibrahim disebutkan memiliki profesi sebagai penjual pakaian. Nabi Musa seorang penulis, yang menulis Taurat dengan tangannya sendiri. Bagi para penulis khususnya punya keterampilan Jurnalistik, penulis buku dan sebagainya beruntunglah karena mengikuti jejak Nabi Musa. Â Profesi yang membanggakan karena tidak setiap orang diberikan talenta untuk menulis atau merangkai kata.
Keahlian atau keterampilan Metalurgi atau logam secara khusus terdapat dalam Al Quran Surat Alhadid. Nabi yang pertama kali menemukan industri pengolahan logam dan menjadi ahli logam adalah Nabi Daud. Berbahagialah siswa yang belajar tentang ilmu dan keterampilan bidang logam karena menjadi penerus sang Nabi yang hebat.
Hujjatul Islam Imam Abu Hamid Al-Ghazali rahimahullah dalam Ihya' 'Ulumiddin berkata: "Hendaknya bagi seseorang yang berprofesi sebagai tukang dan pedagang, dengan pekerjaannya ia niatkan untuk melaksanakan fardlu kifayah. Karena jika macam-macam pekerjaan itu ditinggalkan, hilanglah penghidupan di muka bumi dan musnahlah semua makhluk. Dan jika semua orang bekerja dalam satu bidang pekerjaan saja, maka pekerjaan yang lain akan terbengkalai, dan rusaklah kehidupan di muka bumi.
Sekolah Vokasi atau sekolah kejuruan harus terus dikembangkan karena akan menjadi bekal hidup bagi para siswa dalam menjalani kehidupan, tidak hanya bekerja tetapi juga bisa berwirausaha. Menjadi pengusaha dibidang menjahit misalnya, menerima jasa menjahit atau memproduksi pakaian. Bagi siswa yang dari jurusan logam bisa membuka usaha peleburan logam atau pandai besi , membuat sparepart dsb.
Bekerja adalah kehormatan dan memiliki skill keterampilan adalah sebuah bekal kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H