Era kepemimpinan transformasional sejatinya telah mengalami perubahan meskipun dalam berbagai hal masih relevan. Semboyan kurangi kompetisi perbanyak kolaborasi, telah menjadi jargon yang terus digaungkan menandakan bahwa gaya kepemimimpinan yang bersifat memberi perintah sekarang bergeser kepada gaya kepemimpinan yang menginsipirasi, mengajak kolaborasi dan membangun persahabatan . Era kepemimpinan dalam industri 4.0 mengubah gaya kepemimpinan menjadi kepemimpinan Agile. Agile leadership ini sangat menarik dikaji khususnya didunia pendidikan yang memasuki era digital school.Â
Bagaimana menerapkan agile leadership di lembaga pendidikan? bagi lembaga-lembaga pendidikan swasta yang bernaung dibawah penyelenggara yayasan, telah terjadi pergeseran dari pola kepemimpinan kharismatik yang dipimpin secara sentralistik oleh Tokoh masyarakat bergeser ke kepemimpinan transformasional yang lebih adaftif terhadap perubahan tidak lagi tradisional. Pengalaman penulis sebagai pengelola lembaga-lembaga pendidikan formal swasta melihat fenomena pergeseran kepemimpinan kharismatik kepada kepemimpinan transformasional memang seharusnya dilakukan. Maraknya lembaga-lembaga pendidikan baru yang lebih modern pengelolaannya dan memiliki sistem pendidikan yang berbasis teknologi informsi telah menggeser paradigma dalam gaya kepemimpinan menjadi lebih kearah kepemimpinan kolaborasi, adaftif dan gesit.
Agile leadership menjadi barang baru dalam gaya kepemimpinan di lembaga pendidikan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri khususnya bagi yayasan penyelenggara pendidikan formal untuk mengubah sistem kepemimpinan sekolah menjadi lebih transparan dan akuntabel.Sosok pemimpin lembaga pendidikan harus senafas dengan perkembangan jaman yang serba cepat .
Kita tidak boleh berdiam diri melihat kecepatan lalu lintas informasi diberbagai platform sosial media dan berbagai saluran informasi lainnya. Kebijakan dan program pemerintah seperti implementasi Kurikulum Merdeka, program guru penggerak atau sekolah penggerak  harus cepat ditangkap peluangnya dan direalisasikan. Kepemimpinan agile yang kolaboratif,adaftif dan gesit adalah jawaban agar kita tetap bertahan ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat.Â
Pertumbuhan lembaga-lembaga pendidikan formal yang maju dan modern harus disikapi sebagai pertumbuhan positif partisipasi masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan sebagai mitra strategis bagi lembaga-lembaga pendidikan formal yang sudah lebih dahulu berdiri dan eksist ditengah-tengah masyarakat.
Akhirnya pilihannya hanya dua , berubah atau punah, mari kita bertransformasi menjadi lebih kolaboratif, adaftif dan gesit dalam menyongsong era pendidikan digital di masa yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H