Dulu, Presiden RI pertama Soekarno atau dikenal Bung Karno menjadikan unsur pertahanan dirgantara sebagai andalan kekuatan bangsa.
TNI AU kala itu amat kuat. Bahkan disegani dunia. Tata ruang dirgantara Indonesia yang luas dari Sabang hingga Merauke tak boleh lemah.
Tata ruang udara jadi area yang celah yang amat mungkin disusupi musuh negara. Sebab luasnya area di langit biru.
Semua negara di dunia memuji kekuatan dirgantara Indonesia dan TNI AU masa itu. Kini: dirgantara nasional tetap harus kuat.
Caranya dengan memperkuat sarana dan prasarana TNI AU. Lengah sedikit saja, masuklah musuh. Siapapun tahu sulitnya menjaga dirgantara.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) sadar dengan sejarah besar bangsa Indonesia. Menjaga teritorial udara adalah mutlak. Bahkan sepertinya prioritas.
Kemhan era pemerintahan Presiden Jokowi tampak benar-benar serius merawat segala hal yang menjadi fondasi kekuatan bangsa.
Kalau dulu TNI AU era Bung Karno ditakuti, maka itu akan terus melekat selamanya di Indonesia. Melengkapi sarana dan prasarana TNI AU secara modern bakal membuat bangsa lain bergidik.
Matra TNI AU berperan besar dalam mengawal selalu pertahanan dirgantara. Jangan sampai kekurangan sarana prasarana membuat musuh negara masuk dengan mudah ke teritorial dirgantara kita.
Kemhan jeli mencermati hal yang dapat mudah diserang musuh negara sebab sulitnya penjagaan. Melengkapi sarana prasarana TNI AU akan memudahkan kinerja menjaga dirgantara nasional.
Jangan sampai kelak, langit biru dan cerah milik Indonesia jadi kelam sebab lengahnya kita merawat kekuatannya.