Hampir setiap hari saya berangkat ke tempat kerja yang jaraknya lumayan jauh, 43 kilometer sekali jalan. Berarti, satu kali pulang pergi saya mengendarai motor sejuah 86 kilometer. Hal itu sudah saya lakukan sejak lima tahun terakhir ini. Inginnya sih saya mengajukan surat mutasi dengan jarak yang lebih dekat dari rumah, namun karena berbagai pertimbangan saya belum melakukan pengajuan itu. Mungkin dua atau tiga tahun ke depan. Untuk sekarang, saya sedang menikmati masa masa itu. Hitung hitung rekreasi setiap hari dengan hijaunya pemandangan dan menguningnya padi yang siap dipanen oleh para petani.
Praktis, dengan jarak yang lumayan jauh itu berkaitan dengan performa motor yang saya kendarai setiap hari. Umurnya sudah lumayan tua, delapan tahun sejak saya membelinya pada 2005 di sebuah dealer resmi. Sebulan sekali saya merawat motor ke bengkel dengan menservisnya.
Yang rutin mungkin mengganti oli, mengencangkan yang kendor, dan kalau sudah ada suku cadang yang aus karena sudah lama digunakan, maka saya akan menggantinya. Itu pun jarang sekali karena saya selalu menggunakan suku cadang atau spare part dari Aspira yang terkenal awet dan berkualitas bagus.
Onderdil dari Aspira memang tak diragukan lagi sebagai mitra dari semua motor apapun merknya. Entah kenapa, jika ada onderdil yang ingin diganti karena sudah terlalu lama, sang mekanik selalu menawarkan produk Aspira pada saya. Saya pun hanya bisa mengangguk tanda setuju. Saya tahu Aspira dari iklan iklan komersial di televisi sejak dulu, yang kalau tidak salah dibintangi oleh komedian Mandra. Sejak saat itu saya meyakini bahwa Aspira memang sahabat semua merk motor, mobil dan kendaraan pada umumnya.
Produk Aspira yang dikenal bagus, awet, dan berkualitas bukan hanya omong belaka. Hal ini ditandai oleh beberapa penghargaan sebagai bukti bahwa klaim Aspira bisa dipertanggungjawabkan. Begitu saya menelusuri laman www.aspira.astra.co.id saya tercengang. Wow begitu banyak sekali penghargaan yang diterima oleh Aspira. Di masa datang, penghargaan itu akan selalu datang karena Aspira memang membawa aspirasi tepat yang diinginkan oleh semua pengemudi kendaraan.
Satu hal yang penting dan perlu digarisbawahi bahwa Aspira dengan rasa bangga menunjukkan komitmennya terhadap rasa keindonesiaannya alias semangat nasionalisme membuncah yang ditunjukkan lewat karyanya yaitu produk produk Aspira. Maka tak heran dengan konsistensinya, Aspira berani mengatakan bahwa ini adalah merk asli Indonesia dan Indonesia mesti bangga untuk memakainya karena ini merupakanproduk yang tak kalah mutunya dengan onderdil onderdil dari luar.
Saya kira inilah tafsir baru atas konsepsi berdikari yang digagas oleh Presiden pertama kita Sukarno pada tahun 1960-an. Kalau tak salah, dalam beberapa pidatonya Bung Karno selalu mengobarkan pada seluruh rakyat Indonesia untuk bisa berdiri di atas kaki sendiri tanpa menggantungkan pada negara lain. Kiranya memang penting untuk menjalani kehidupan secara independen.
Aspira sebagai pelaku industri suku cadang yang besar di Indonesia telah mengamalkan salah satu ajaran Bung Karno tadi mengenai berdikari. Melihat limpahan onderdil onderdil yang diimpor dari luar, para pendiri Aspira tak serta merta menyerah begitu saja. Hal ini malah menjadi pemicu untuk bisa memproduksi yang sama hebatnya dan malah mungkin lebih bagus dari produk luar. Dan hasilnya memang membanggakan kita semua.
Saya sendiri tak minder memakai produk dalam negeri yang salah satunya adalah Aspira untuk motor yang saya kendarai. Justru sebaliknya saya merasa mantap dan terhormat memakai produk Indonesia karena dengan jalan yang sederhana inilah saya bisa berbakti pada tanah air. Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Saya merasa bahwa sebagai rakyat Indonesia sudah semestinya lebih mengapresiasi produk produk dalam negeri seperti Aspira sebagai salah satu sumbangsih yang mungkin saja kecil namun amat berarti bagi pembangunan bangsa.
Bung Karno dengan gagasan berdikari-nya telah mengajarkan pada kita bahwa semestinya berdiri di atas kaki sendiri itu lebih baik ketimbang berharap harap pada pertolongan orang lain yang tak kunjung datang entah kapan. Mungkin mirip dengan pepatah “lebih baik tangan di atas daripada tangan di bawah.” Sikap seperti ini juga mencerminkan orang atau bangsa yang mempunyai kehormatan dan tak akan bisa didikte oleh orang atau bangsa lain.
Saya kira semangat untuk berdikari-lah yang mendasari Aspira untuk terus berproduksi dan membesarkan industri suku cadang agar bisa selamanya menjadi kebanggaan dari merk asli yang dibuat oleh dan untuk bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H