Lalu, kalau tak salah tiga hari yang silam saya membeli buku pertama dan buku keempat di salah satu toko buku terkemuka di bilangan Gatot Subroto Bandung.
Tadinya mau beli Biografi Pak Sjaf yang ditulis oleh Ajip Rosidi berjudul Lebih Takut Kepada Allah. Tetapi tak jadi beli karena keburu melihat bukunya Rosihan yang menyembul di deretan buku buku sejarah. Seratus ribu lebih sedikit saya relakan untuk membawa pulang buku ke satu dan buku ke empat.
Sebagai pengantar tidur saya baca buku buku itu dengan tak terlalu serius. Ada beberapa kesalahan cetak, misalnya pada buku ke empat tertulis bahwa Soedjatmoko-ipar Sutan Sjahrir- meninggal tahun 1969 mestinya 1989 di Yogyakarta. Di buku pertama halaman 95 tertulis R. A Soetan Mansoer mestinya A. R. Soetan Mansoer. Kesalahan kecil memang namun agak mengganggu.
Di buku pertama halaman 232 cetakan kelima Desember 2010 dalam Bab Jawa Timur: Model Serah Senjata Jepang, terdapat foto dengan tulisan dibawahnya “Panglima Soedirman bersama Masyarakat Jakarta menjalankan Sembahyang Idul Fitri di Lapangan Ikada (November 1946)”. Sumber foto itu adalah dokumentasi dari IPPHOS, biro foto yang didirikan oleh dua bersaudara yakni Frans Mendur dan Alex Mendur.
Sepintas mungkin tak ada masalah dengan keterangan tulisan di bawah foto tersebut. Namun, jika teliti lebih lanjut maka terdapat kesalahan fakta. Saya berpendapat dan meyakini dengan pasti bahwa peristiwa itu bukan sembahyang Idul Fitri melainkan sembahyang Idul Adha yang dilakukan pada November 1946. Mungkin salah cetak atau apa saya tak terlalu tahu. Dari mana saya bisa menunjukkan bahwa keterangan dalam foto itu salah?
Pertama, silakan cek surat kabar masa itu. Salah satunya terdapat dalam laman www.niod.x-cago.com. Kedua, dengan cara perhitungan kalender.
Umum diketahui bahwa Proklamasi 17 Agustus 1945 bertepatan dengan tanggal 9 Ramadhan (tahun hijriahnya saya lupa). Dalam kalender masehi, jumlah hari dalam Bulan Agustus adalah 31 hari. Dengan demikian jika dihitung maka sampai akhir Agustus 1945 maka jumlah hari berpuasa sudah mencapai 23 hari, dan jika hari berpuasa pada tahun hijriah tersebut adalah 30 hari maka Idul Fitri jatuh kira kira tanggal 7 September 1945, dan apabila 29 hari maka 1 Syawal bertepatan dengan 6 September 1945.
Karena Syawal dengan Dzulhijjah terselang Bulan Dzulqaidah maka diperkirakan Idul Adha jatuh pada pertengahan November 1945. Melihat perhitungan seperti ini maka dipastikan bahwa shalat yang dilakukan berjamaah di lapangan Ikada tersebut yang diantaranya dihadiri oleh Panglima Besar Soedirman pada November 1946 tersebut bukan Idul Fitri melainkan Idul Adha. Mungkin salah ketik dari penerbit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H