Ajang menulis bertema sepak bola daerahku yang disponsori oleh perusahaan telepon selular Sony Ericsson telah berakhir pada 31 Maret 2010. Semua postingan masuk dinilai oleh juri dan tepilih 20 top posts. Tentu saja semua finalis 20 besar merasa senang bahwa tulisannya dipilih oleh juri. Apakah penjurian telah berakhir? Ternyata tidak. Penilaian lanjutan diserahkan pada warga negara di dunia maya yang harus memvoting satu tulisan yang dianggap baik agar penulisnya bisa berangkat ke Afrika Selatan dan memperoleh ponsel seri dan tipe terbaru SE. Siapa yang tak ngiler dengan hadiah nonton World Cup di Afsel..
Saya amat gembira bahwa delapan dari 20 top posts itu ditulis oleh-kalau tak salah-orang Indonesia yang tergabung dalam kompasianer. Selebihnya postingan dari Malaysia, Thailand, Filipina, Australia, New Zealand, Korea, Singapura, dan Vietnam. Tetapi saya agak kecewa bahwa dalam perolehan sementara voting, postingan Malaysia mendapat suara yang paling banyak di antara tulisan yang lain. Malaysia yang jumlah penduduk nya tak seberapa, sanggup memberikan vote yang kompak.
Kalau dihitung secara matematis bahwa 8 orang dari Indonesia itu adalah sebesar 40 persen dari jumlah 20. Sedangkan finalis dari negara lain yang mungkin hanya satu orang jumlahnya 5 persen dari 20. Dan tentu saja ini menggembirakan bahwa nulis di Kompasiana ternyata bisa mendapat anugerah yang luar biasa.
Hari votingan masih lama sampai tanggal 15 April 2010. Dalam rentang waktu itulah saya harapkan semua netter asal Indonesia memilih satu diantara delapan kompasianer agar bisa goes to Africa. Memilih dan atau tidak memilih saya pun (Asep Dudinov menulis artikel ”Hatta and Football”, ) tidak apa apa yang penting pilihlah produk asal Indonesia agar kehormatan kita tak direbut oleh bangsa bangsa lain yang jumlah penduduknya-orang Sunda bilang-hanya sakecret.
Kalau tak salah jumlah penduduk di Jawa Barat lebih besar dari Malaysia. Dan kalau pun semua jumlah penduduk negara di luar Indonesia disatukan, masih belum menandingi besarnya penduduk Indonesia. Dan menurut logika saya, satu dari delapan kompasianer mestinya bisa pergi ke sana ke Benua Afrika tepatnya Afrika Selatan yang beribu kota di Pretoria. Mungkin saya (Asep Dudinov), atau Joe, Harris, Agnes, Sukron, Lingga, Fikri, dan Kate Raj.
Bisa? Tentu saja mesti bisa. Kita adalah bangsa besar dari segi jumlah penduduk dan banyaknya kepulaun. Sudah kenyang Indonesia dalam penguasaan kolonialisme oleh bangsa lain yang dari segi populasi lebih sedikit. Inilah saatnya bahwa salah satu dari kami mesti berangkat ke sana. Afrika....We are coming.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H