Mohon tunggu...
Asep Dudi Badrudin
Asep Dudi Badrudin Mohon Tunggu... -

Matematika menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Be.Las

23 Agustus 2014   02:53 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:48 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Terkejut dan tidak saya sangka-sangka saat sahabat sewaktu kuliah menanyakan tentang hal ini;

"Mengapa dalam bahasa Indonesia, setelah penyebutan sepuluh diteruskan ke sebelas, dua belas, dst, kenapa tidak sepuluh satu, sepuluh dua, dst?"

Terkejut sekaligus penasaran... pernahkah kita pikirkan bahasa yang kita gunakan untuk menyebut bilangan puluhan pertama setelah bilangan satuan berbeda dengan penyebutan puluhan yang lainnya. Bahasa arab yang saya pelajari (awal munculnya angka hindu arab) jelas menyebutkan sepuluh dan satu, bahasa inggris/amerika hanya berbeda pengucapan pada bilangan sebelas (eleven) dan dua belas (twelve) saja, setelah menginjak angka 13, 14, dst pengucapannya sama. Mengapa dalam bahasa kita pengucapan bilangan berbeda sampai sembilan angka mulai dari 11 sampai 19.

Saya coba lihat di KBBI, didalamnya hanya dijelaskan "be.las" satuan bilangan dari 11-19 (tanpa ada penjelasan lain. Saya coba cari lewat internet penggunaan kata belasan ini, jawaban yang didapatkan katanya saduran dari bahasa jawa "welasan".

Saya pun berfikir apakah dulu di jawa berkembang matematika?

Seperti apa perkembangan matematika di Jawa (khususnya), di Nusantara ini pada umumnya dan kenapa tidak ada literatur (mungkin saya belum menemukannya) yang menjelaskan perkembangan matematika di Nusantara?

Saya semakin meyakini pernah ada peradaban dinusantara ini yang berkaitan dengan ilmu matematika, dengan ada bukti baru-baru ini situs gunung padang yang katanya lebih besar dan lebih tua umurnya dari piramida mesir. Saya semakin bangga menjadi anak Nusantara.

"Tulisan ini adalah tugas Diklat Online PPPPTK Matematika"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun