Beberapa waktu yang lalu saya dikejutkan dengan jargon SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA.. Sebagai dampaknya, banyak yang pada akhirnya kalimat yang 'tampak sakti' ini, dijadikan pakaian anti radikalisme, semangat nasionalisme dan sebagainya.. Dan seperti biasanya, saya tidak akan menulis panjang lebar tentang judul tulisan-tulisan saya, khususnya tulisan ini, mengingat bahwa setiap individu yang tertarik dengan tema Pancasila dan Desa biasanya memiliki kepekaan yang tinggi.. Bahwa setiap individu sebanarnya dibekali kemampuan dasar menggali potensi yang ada pada diri dan lingkungannya, menjadi terkendala ketika kepekaannya berkurang akibat lebih peka kepada hal lain yang tidak atau kurang penting atau mendasar..
Maka tantangan saya adalah mana yang lebih rasional dan masuk akal antara pernyataan Saya Indonesia, Saya Pancasila dengan Desa Pancasila, Desa Indonesia..? Lebih dari itu, perlu akal sehat yang mampu membedakan dan menempatkan dengan tepat agar tatanan dan arah MEMBANGUN dan PEMBANGUNAN tidak salah kaprah.. Salah kaprah yang kemudian menjadi mainstream dan berdampak kepada jalan kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi kacau dan berantakan seperti saat ini..
Jika memungkinkan, Badan Ideologi Pembina Pancasila dapat memberikan jawaban dan penjabaran mendasar dan kokok yang dapat mengiringi kemajuan di Indonesia dalam keadaan BERSIH dan RAPIH.. Hehehe..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H