Mohon tunggu...
Asep Cecep
Asep Cecep Mohon Tunggu... Lainnya - sibuk

lupa nama, ingat rasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemanfaatan Kulit Tanduk Kopi Arabika untuk Pembuatan Kompos

13 Januari 2021   10:09 Diperbarui: 13 Januari 2021   10:16 1672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Kulit tanduk yang sudah di pulper

Sam's coffee

Kopi solok yang diproduksi di Gapoktan Surian Permai dikenal dengan nama Sumatera Arabica Minang Solok atau SAM'S COFFEE. Gapoktan Surian Permai diketuai oleh Bapak Edra Novid S,Si. Kegiatan penanaman dan pengolahan kopi yang ada di Surian ini sudah dilakukan secara turun -- temurun, hal ini lah yang membuat Bapak Edra Novid S,Si lulusan FMIPA UNRI tertarik untuk pulang ke kampung. Bapak Edra Novid S,Si mengolah kopi Arabica Solok yang telah dikerjakan oleh orang tua sebelumnya, karena ayah beliau seorang pelaku usaha rempah -- rempah.

Penanaman tanaman kopi secara besar -- besaran dilakukan pada tahun 1999 -- 2000 dengan lokasi di daerah Lolo, Surian dan sekitar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Solok dengan luas lahan 650 hektar kemudian dilakukan pengembangan pada tahun 2007 seluas lahan 65 hektar di daerah Surian, pada tahun 2008 ditambah 15 hektar dan 2009 seluas 125 hektar.

Kopi Arabica Minang Solok ini sudah banyak dikenal oleh pelaku usaha, peneliti dan pengiat perkopian di beberapa daerah di Indonesai bahkan manca negara. Pada tahun 2014  Bapak Edra Novid S,Si  selaku ketua Gapoktan Surian Permai mewakili Indonesia untuk memperkenalkan kopi Arabica Minang Solok ke Seatle Amerika bersama Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Dan Asosiasi Kopi Speciality Indonesia atau SCAI. Dari hasil festival yang diikuti disana Bapak Edra Novid S,Si memperoleh penghargaan kopi terbaik dan kegiatan ini membawa keberuntungan bagi Gapoktan Surian Permai karena mendapatkan permintaan kopi dari pasar Amerika sebanyak 10 kontiner.

Gapoktan Surian Permai sudah ditunjang dengan adanya kebun milik anggota tani. Para petani kopi selalu dilakukan pendampingan dengan standar pengolahan

kopi Arabica dengan baik dimulai dari pengolahan lahan, penanaman, perawatan dan pasca panen yang dikontrol oleh tim Gapoktan Surian Permai, Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Dan Asosiasi Kopi Speciality Indonesia atau SCAI, CV. Yudi Putra dan Nusantara Coffee. Selain itu pembibitan kopi yang ada di Gapoktan Surian Permai sudah memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Mutu Benih Sumatera Barat, benihnya sudah dikeluarkan SK dari Kementerian Pertanian, PIRT, SIUP SITU TDP, sertifikst hsdil cupping SCAI, sertifikat kontes kopi dari AEKI, sertifikat Roaster SCAI dan Kementerian Perindustrian.

Limbah pengolahan kopi

Kopi ini termasuk tanaman yang menghasilkan limbah hasil sampingan pengolahan yang cukup besar yakni berkisar antara 50-60 persen dari hasil panen berupa kulit kopi. Limbah kulit kopi ini kebanyakan masih dibuang dan belum dioptimalkan oleh petani, padahal limbah ini masih memiliki daya guna. Kandungan limbah kulit kopi ini cukup tinggi dan sangat baik bagi tanaman, diantaranya yaitu nitrogen, fosfor dan kalium (Puslitkoka, 2010).

Pengolahan kopi di Gapoktan Surian Permai ( Sam's coffee) sudah cukup baik, kegiatan pengolahan kopi sudah terstruktur dari pasca panen hingga kopi bisa dikonsumsi, salah satu dari rangkaian proses pengolahan kopi yaitu pada proses pulper, proses pulper ini merupakan kegiatan penggilingan kopi yang dilakukan dengan mesin pulper untuk membuang kulit tanduk atau kulit bagian luar kopi arabika. Pada saat pulper kopi biasanya ditambahkan air untuk mempermudah proses pulper agar kulit mudah terlepas dari kopi. Limbah yang dihasilkan dari proses pulper yaitu kulit tanduk kopi, biasanya limbah ini dijadikan oleh petani sebagai campuran pakan ternak dan bahan untuk pembuatan kompos.

Dari fenomena ini penulis tertarik untuk membahas pemamfaatan limbah kulit tanduk kopi arabika sebagai kompos. Sebelum masuk ke pembahasan kompos kita mengenal terlebih dahulu beberapa jenis kopi yang ada di Indonesia dan di produksi oleh Sam's coffee.

Gambar 1. Kulit tanduk yang sudah di pulper
Gambar 1. Kulit tanduk yang sudah di pulper
Berikut beberapa jenis -- jenis kopi di Indonesia :
  1. Kopi Arabika

Kopi jenis Arabika merupakan kopi yang paling pertama masuk ke Indonesia. Kopi ini dapat tumbuh pada ketinggian optimum sekitar 1000 sampai 1200 mdpl. Semakin tinggi lokasi penanaman, citarasa yang dihasilkan oleh bijinya semakin baik. Selain itu, kopi jenis ini sangat rentan pada penyakit karat daun yang disebabkan oleh cendawan Hemileia vastatrix, terutama pada ketinggian kurang dari 600 sampai 700 mdpl. Karat daun ini dapat menyebabkan produksi dan kualitas biji kopi menjadi turun (Indrawanto et.al,2010).

Karakter morfologi yang khas pada kopi Arabika adalah tajuk yang kecil, ramping, ada yang bersifat ketai dan ukuran daun yang kecil. Biji kopi Arabika memiliki beberapa karakteristik yang khas dibandingkan biji jenis kopi lainnya, seperti bentuknya yang agak memanjang, bidang cembungnya tidak terlalu tinggi, lebih bercahaya dibandingkan dengan jenis lainnya, ujung biji mengkilap, dan celah tengah dibagian datarnya berlekuk (Panggabean, 2011).

  1. Kopi Robusta

Kopi jenis Robusta merupakan kopi yang paling akhir dikembangkan oleh pemerintahan Belanda di Indonesia. Kopi ini lebih tahan terhadap cendawan Hemileia vas tatrix dan memiliki produksi yang tinggi dibandingkan kopi Liberika. Akan tetapi, citarasa yang dimilikinya tidak sebaik dari kopi jenis Arabika, sehingga dalam pasar Internasional kopi jenis ini memiliki indeks harga yang rendah dibandingkan kopi jenis Arabika. Kopi ini dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian diatas 600 sampai 700 m dpl (Indrawanto et al. 2010).

Mengenal apa itu kompos

Kompos adalah hasil proses pelapukan bahan bahan organik akibat adanya interaksi antara mikroorganisme pengurai yang bekerja di dalamnya. Pengomposan dianggap sebagai teknologi berkelanjutan karena bertujuan untuk konservasi lingkungan, keselamatan manusia, dan mempunyai nilai ekonomi. Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting artinya terutama untuk mengatasi permasalahan limbah organik seperti sampah kota, limbah industri, serta limbah pertanian dan perkebunan.

Seringkali petani menganggap bahwa pupuk kompos hanya berasal dari kotoran hewan, padahal bahan yang dapat digunakan sangat banyak dan tersedia di lingkungan sekitar seperti: daun-daunan, biji-bijian tanaman, jerami dan sampah rumah tangga, cara membuatnya dapat dilakukan secara sederhana. Bahan organik di alam akan mengalami penguraian dengan bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat.

Untuk mempercepat proses pengomposan telah banyak dikembangkan teknologi pengomposan, baik pengomposan dengan teknologi sederhana, sedang, maupun teknologi tinggi. Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan berdasarkan penguraian bahan organik yang terjadi secara alami. Proses penguraian dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien.

Pada dasarnya semua bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya:

limbah organik rumah tangga, sampah organik pasar/kota, kotoran/limbah peternakan (kotoran ternak, binatang, sisa makanan), limbah pertanian (daun-daunan, pangkasan rumput, ranting, kulit biji dan sisa kayu), limbah agroindustri, limbah pabrik kelapa sawit dan lain-lain.

Beberapa manfaat kompos ditinjau dari berbagai aspek :

Aspek ekonomi :

 - Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah.

 - Mengurangi volume/ukuran limbah.

 - Memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada bahan asalnya.

Aspek lingkungan :

 - Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah.

 - Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.

Aspek bagi tanah / tanaman:

 - Meningkatkan kesuburan tanah.

 - Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah.

 - Meningkatkan kapasitas serap air tanah.

 - Meningkatkan aktivitas mikroba tanah.

 - Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen).

 - Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman.

 - Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman.

 - Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah.

Proses Pengomposan

Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap awal proses, oksigen dan senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat yang diikuti dengan peningkatan PH kompos, hingga di atas 50o C - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi.

Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tanpa oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik.

Strategi Mempercepat Proses Pengomposan 

Pengomposan dapat dipercepat dengan beberapa strategi. Secara umum strategi untuk mempercepat proses pengomposan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Memanipulasi kondisi/faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pengomposan.

2. Menambahkan organisme yang dapat mempercepat proses pengomposan, yaitu mikroba pendegradasi bahan organik dan vermikompos (cacing).

3. Menggabungkan strategi pertama dan kedua.

Kesimpulan

Pembuatan pupuk merupakan salah satu factor yang menunjang keberhasilan dalam suatu pemupukan. Semakin lama proses pengomposan maka akan semakin baik pupuk yang akan dihasilkan. Pupuk yang dihasilkan mempunyai ciri -- ciri warnanya hitam, gembur, tidak berbau, dan tidak panas. Pupuk kompos kulit kopi ini bisa diberikan pada tanaman kopi.

Daftar Pustaka

Indrawanto, C et.al., 2010. Budidaya dan Pasca Panen Tebu. ESKA Media: Jakarta Isroi, M. 2008. Makalah Kompos. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia Bogor

Panggabean, Edy. 2011. Buku Pintar Kopi. PT Agromedia Pustaka: Jakarta Selatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun