Mohon tunggu...
asep gunawan
asep gunawan Mohon Tunggu... Pengabdi di Kabupaten Kepulauan Sula

ASN adalah jalan pengabdian, Menulis adalah jalan introspeksi pengabdian

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cerpen] Menunggu, Tapi Tidak Pergi

12 April 2025   19:16 Diperbarui: 16 April 2025   11:05 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunggu, Tapi Tidak Pergi (Sumber: pexels.com/edit_canva.com)

Di zaman ketika cinta harus bersaing dengan cicilan, inflasi, dan promosi rumah subsidi, siapa yang masih percaya cinta cukup untuk menikah?

Alya sedang menyetrika baju Reza ketika lagu "This Love" dari DAVICHI mengalun pelan dari speaker mungil di sudut kamar kos. Liriknya lirih, tapi menusuk.
"This love... this love... I can't forget..."

Alya menghela napas panjang.
Yang patah bukan cintanya, pikirnya.
Yang patah itu saldo rekening.
Dan rencana pernikahan mereka yang tertunda entah untuk keberapa kalinya.

Kamar kos ini kecil, cuma cukup untuk satu lemari dan dua mimpi yang belum sempat diwujudkan. Tapi di sinilah sebagian besar percakapan mereka soal hidup terjadi... dari "nanti kita resepsi di aula kelurahan aja ya" sampai "kalau kamu belum gajian juga bulan ini, kita batal dulu beli undangan."

Reza memang bukan tipikal pacar yang romantis. Tapi ia tahu cara membuat Alya tertawa meski dompetnya sedang bersedih. Masalahnya, makin ke sini, banyolan Reza soal "menikah nanti kalau ekonomi membaik" makin terdengar seperti janji yang lupa jalan pulang.

"Sayang, kamu yakin mau nikah sama aku... in this economy?"
Itu lelucon khas Reza. Dan biasanya Alya tertawa. Tapi pagi ini, saat jemari Alya membentuk lipatan di ujung kerah kemeja Reza, ia tak ingin tertawa.

Pintu diketuk dua kali. Pelan.
Alya tidak menjawab, tapi Reza sudah tahu kodenya: masuk aja, asal nggak bawa kabar buruk.

"Assalamualaikum..."
"Waalaikumussalam... dan selamat datang di negara yang tidak pernah selesai menunda nikah," jawab Alya sambil menaruh setrika.

Reza tertawa kecil, lalu duduk di pinggir tempat tidur. Wajahnya agak tegang. Ia memakai kemeja abu-abu yang biasanya cuma dipakai saat wawancara kerja atau datang ke rumah Alya setelah bertengkar.

"Aku ditugasin ke Semarang, Ly."
"Kontrak?"
"Empat bulan."
"Pas banget buat nunda nikah ke-empat kalinya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun