Mohon tunggu...
asep gunawan
asep gunawan Mohon Tunggu... Pengabdi di Kabupaten Kepulauan Sula

ASN adalah jalan pengabdian, Menulis adalah jalan introspeksi pengabdian

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Nyaman yang Membuat Bertahan, Cinta yang Membuat Bertanya

4 April 2025   13:16 Diperbarui: 7 April 2025   16:16 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi intimacy, passion, dan commitment (Sumber: pexels.com/edit by canva.com)

(Seri “Tafsir Rasa” – Esai Pertama)

Ada yang membuatmu tenang tanpa banyak bicara, dan ada yang membuatmu gelisah bahkan ketika ia diam. Lalu hati diam-diam bertanya: mana yang lebih layak dipilih? Yang tak pernah pergi, atau yang selalu tinggal di kepala?

Sebuah Fenomena yang Terjadi Diam-diam

Di banyak percakapan yang tak selesai, dalam banyak perenungan yang tak pernah benar-benar usai, ada satu dilema yang tak kunjung menemukan jawaban pasti: mengapa seseorang bisa bertahan karena rasa nyaman, namun hatinya terus bertanya karena tidak merasa dicintai?

Fenomena ini bukan kisah satu atau dua orang. Ia terjadi di ruang-ruang sunyi, dalam relung hati banyak manusia yang diam-diam menyimpan kebimbangan. Seseorang merasa aman, tenang, dan diterima oleh pasangannya, namun di saat yang sama merindukan rasa yang lebih dalam. Rasa yang disebut cinta, namun tak selalu hadir dalam hubungan yang sudah berjalan lama.

Kenyamanan dan cinta... dua kata yang kerap disatukan, namun dalam kenyataannya bisa hadir pada dua sosok berbeda. Di titik ini, banyak yang mulai mempertanyakan: manakah yang harus dipilih?

Kenyamanan yang Diciptakan oleh Kebersamaan

Nyaman bukan datang dari puisi, tapi dari kebiasaan. Ia tumbuh dari pesan "sudah makan?" yang konsisten, dari caranya tahu kamu suka telur setengah matang, bukan setengah hati. Kenyamanan dibangun dari waktu, pengertian, dan kehadiran yang tak perlu diumbar.

Simpelnya, kenyamanan dalam hubungan biasanya tumbuh dari waktu, rutinitas, dan kehadiran yang konsisten. Seseorang merasa nyaman karena telah melalui banyak hal bersama. Mereka saling memahami ritme hidup masing-masing. Tidak ada tuntutan besar, tidak ada ekspektasi yang memberatkan, hanya kehadiran yang membuat segalanya terasa lebih ringan.

Kenyamanan menciptakan rasa aman. Dalam hubungan seperti ini, pertengkaran bisa dihindari, luka lama bisa diredam, dan hari-hari berjalan tenang. Tidak ada kegembiraan yang meledak-ledak, tapi juga tidak ada rasa cemas yang berlebihan. Hubungan berjalan dengan irama yang stabil.

Namun di balik kestabilan itu, sering kali muncul kekosongan yang sulit dijelaskan. Apakah kenyamanan ini masih diwarnai cinta, atau hanya bertahan karena terbiasa? Pertanyaan ini tumbuh perlahan, biasanya saat seseorang mulai merasa hampa di tengah ketenangan yang seharusnya menghangatkan.

Cinta yang Hadir dengan Gejolak dan Ketidakpastian

Berbeda dengan kenyamanan, cinta sering kali datang dengan segala kekacauannya. Ia membawa perasaan yang kuat, semangat yang membara, dan harapan yang terkadang tidak realistis. Cinta bisa datang tiba-tiba, dan dengan cepat menguasai ruang dalam hati seseorang.

Seseorang bisa merasakan cinta yang mendalam kepada sosok yang bahkan belum lama dikenal. Degup jantung yang tak biasa, kerinduan yang tumbuh tanpa sebab, atau ketertarikan yang sulit dijelaskan secara logis. Cinta menciptakan gejolak, dan dalam gejolak itu, banyak yang merasa hidup lebih berarti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun