Mohon tunggu...
asep gunawan
asep gunawan Mohon Tunggu... Lainnya - Pengabdi di Kabupaten Kepulauan Sula

ASN adalah jalan pengabdian, Menulis adalah jalan introspeksi pengabdian

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kepribadian Ganda: Sisi Lain dari Menulis

3 Januari 2025   02:03 Diperbarui: 3 Januari 2025   02:03 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Albert Einstein (Sumber: canva.com/dream-lab)

Ide tulisan ini muncul dari beberapa pertanyaan yang sering melintas di kepala. Ketika menulis, saya merasa seperti bertransformasi menjadi karakter lain... seorang detektif yang menggali fakta, seorang penyair yang merasakan emosi mendalam, atau bahkan seorang pahlawan yang memimpin pertempuran epik. Setiap kali saya memasuki dunia karakter tersebut, ide-ide yang tadinya samar mulai mengalir, membentuk rangkaian kata yang menghidupkan cerita. Proses ini seperti menyelam ke dalam pikiran yang berbeda, membawa perspektif segar untuk setiap tulisan yang saya buat.

Apakah Kreativitas Kita Membuat kita Merasa Seperti Dua Orang yang Berbeda?

Pernahkah Kita merasa saat menulis novel, tiba-tiba Kita berubah jadi penulis yang serius, filosofis, dan mendalam... kayak lagi jadi filsuf abad pertengahan? Tapi tunggu, begitu Kita pindah ke blog pribadi, tiba-tiba Kita berubah menjadi humoris, santai, dan penuh canda seperti stand-up comedian. Aneh? Tidak juga. Inilah fenomena unik dalam dunia kreatif yang sering membuat kita merasa seperti memiliki dua sisi dalam satu tubuh.

Tapi..., (santai dulu ya). Kita nggak lagi ngomongin kepribadian ganda yang klinis banget kayak di film thriller. Ini lebih ke cara keren otak kita bikin ide-ide liar jadi nyata. Tenang saja, yang kita bahas adalah cara kreatif otak kita menggali ide dengan pendekatan unik. Dalam konteks ini, kepribadian ganda hanyalah cara otak kreatif kita beradaptasi untuk menggali ide dan perspektif yang beragam. (Jadi, tenang saja, tidak perlu buru-buru ke psikolog).

Apa Itu "Kepribadian Ganda" dalam Proses Kreatif?

Di dunia kreatif, "kepribadian ganda" itu semacam jurus spesial. Satu sisi Kita bisa serius dan fokus kayak detektif, sementara sisi lain bebas berekspresi kayak seniman bohemian. Ini seperti memiliki mode kerja dan mode bermain yang bisa diaktifkan sesuai kebutuhan.

Ambil contoh seorang novelis. Saat menulis karakter antagonis, ia bisa masuk ke dalam pemikiran karakter tersebut... licik, manipulatif, dan mungkin sedikit jahat. Tapi begitu pindah ke karakter protagonis, ia berubah menjadi penyelamat dunia yang heroik dan penuh empati. Hasilnya? Sebuah cerita yang memikat dengan karakter yang terasa hidup.

Mengapa Kreator Sering Merasakan "Dua Kepribadian"?

Ada beberapa alasan mengapa kreator sering merasa memiliki kepribadian yang berbeda (hasil browsing):

  1. Proses Berempati dengan Karakter, Penulis (atau kreator) sering kali harus "menjadi" karakter mereka untuk menciptakan karya yang autentik. Mereka tidak hanya membayangkan, tetapi benar-benar merasakan apa yang dialami oleh karakter tersebut.
  2. Adaptasi terhadap Proyek, Berbeda proyek, berbeda pula pendekatannya. Ketika menulis esai ilmiah, Kita harus berpikir logis dan analitis. Tapi untuk cerita fiksi? Imajinasi bebas "liar" berperan besar.
  3. Dinamika Emosi, Kreativitas sering dipicu oleh emosi. Ketika sedang bahagia, Anda mungkin saja menulis lirik cinta. Namun, di momen melankolis, puisi tentang kehilangan lebih cocok.
  4. (1-3 saja, mengingat durasi kata)

Contoh Kepribadian Ganda dalam Karya Seni

Beberapa seniman terkenal juga menunjukkan fenomena ini (hasil browsing):

  • Sylvia Plath: Penulis ini dikenal dengan puisi-puisinya yang "menyelam" dalam emosi mendalam, gelap, dan introspektif. Namun, dalam surat-surat kepada teman dan keluarganya, ia sering menunjukkan sisi yang ramah dan penuh harapan, mencerminkan dualitas yang tajam.
  • Leonardo da Vinci: Sosok serba bisa ini mampu berpindah dengan mulus antara melukis karya seni abadi seperti Mona Lisa dan menciptakan desain teknis futuristik seperti mesin perang dan alat terbang. Sisi artistik dan ilmiahnya berjalan seiring, tetapi dengan pendekatan yang sangat berbeda.
  • David Bowie: Seorang musisi dan aktor, Bowie menciptakan berbagai alter ego seperti Ziggy Stardust, menunjukkan bagaimana seorang kreator bisa menghidupkan karakter yang sama sekali berbeda untuk menyampaikan ide dan ekspresi seni yang unik.

Karakter fiksi juga sering merepresentasikan fenomena ini, seperti dalam novel "The Minds of Billy Milligan" karya Daniel Keyes, yang menggambarkan kompleksitas karakter dengan berbagai kepribadian.

Dan... masih banyak lagi karya kreatif yang lahir dari seorang individu yang mampu menjelajahi berbagai sisi dirinya. Sebut saja karya seni rupa yang menggabungkan emosi dan logika, atau musik yang memadukan melodi lembut dengan lirik tajam. Setiap hasil ini mencerminkan kemampuan kreator untuk berpindah-pindah di antara sisi-sisi berbeda dari kepribadian mereka, menciptakan sesuatu yang benar-benar unik dan bermakna. Keren kan?

Bagaimana Mengelola "Dua Kepribadian" dalam Kreativitas?

  1. Kenali dan Gunakan Kedua Sisi Kita: Sadari (berfikir sejenak), kedua sisi ini adalah kekuatan super Kita. Gunakan sisi analitis buat bikin fondasi yang kokoh, dan biarkan sisi imajinatif bikin karya Kita bersinar.
  2. Tetapkan Batas Waktu: Jangan biarkan peralihan ini memakan waktu terlalu lama. Misalnya, alokasikan waktu khusus untuk brainstorming (sisi imajinatif) dan waktu lain untuk revisi (sisi analitis).
  3. Gunakan Alat Pendukung: Journaling dan mind mapping adalah dua alat yang sangat berguna untuk mendukung proses kreatif Kita. Journaling membantu menuangkan ide-ide liar yang terlintas di kepala ke dalam bentuk tulisan, sementara mind mapping menyusun ide-ide tersebut secara visual untuk melihat hubungan antar konsep. Dengan menggabungkan kedua teknik ini, kita bisa menciptakan struktur yang kuat untuk karya Kita, sekaligus memberi ruang bagi imajinasi untuk berkembang bebas, sehingga bisa membantu kita memahami bagaimana kedua sisi ini saling melengkapi. Misalnya, kita coba membuat dua kolom di jurnal -- satu untuk ide liar tanpa batas, dan satu lagi untuk analisis logis. Dalam pengalaman saya menulis cerita pendek, satu sisi kolom berisi brainstorming ide karakter yang unik, sementara sisi lain membantu mengevaluasi apakah ide-ide tersebut cocok dengan alur cerita. Hasil akhirnya adalah sebuah cerita yang seimbang, dengan perpaduan sempurna antara kreativitas dan logika.

Apakah Ini Berisiko?

Dalam konteks kreatif, perasaan memiliki dua kepribadian ini tidak berbahaya... selama Kita tetap sadar siapa diri Kita. Namun, jika perubahan terasa ekstrem atau Kita mulai kehilangan kendali atas apa yang Kita lakukan, mungkin ini saatnya berkonsultasi dengan ahli.

Akhir Kata...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun