Mohon tunggu...
Asep Totoh Widjaya
Asep Totoh Widjaya Mohon Tunggu... Dosen - Keep Smile and Change Your Life

Guru SMK Bakti Nusantara 666-Kepala HRD YPDM Bakti Nusantara 666 Cileunyi Kab.Bandung, Wakil Ketua BMPS Kab. Bandung, Dosen di Universitas Ma'soem, Konsultan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menanti Generasi "Entrepreneur"

3 Januari 2020   22:40 Diperbarui: 3 Januari 2020   22:56 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Maka wujud strategi, kebijakan, kurikulum pendidikan perguruan tinggi menemukan tantangan yang tak lagi sederhana. Konteks universitas era revolusi generasi keempat (Enterpreneuial University) mendorong tumbuhnya iklim berusaha mandiri dalam format industri kreatif berbasis digital, menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi mengatasi kemiskinan.

Kebutuhan paling mendesak saat ini adalah ketersediaan basis data yang kuat, kelompok think thank, jejaring (network) dan cetak biru (blueprint) arah kebijakan pendidikan tinggi dalam kerangka jangka pendek, menengah dan panjang berbasis perubahan revolusi industri 4.0 yang mensyaratkan SDM yang bervisi enterpreneurship.

Pun tantangan untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses itu diperlukan kemampuan yang kompleks pula, oleh sebab itu sebagai suatu institusi yang memberikan pendidikan kepada peserta didik(mahasiswa) harus mampu pula memenuhinya melalui pengembangan kurikulum pendidikan kewirausahaan yang selaras dengan kebutuhan peserta didik dan tantangan dunia bisnis saat ini.

Untuk pengembangan kurikulum pendidikan kewirausahaan sebaiknya harus menjawab tantangan dan membekali dirinya sebagai tokoh kunci peradaban abad 21 dengan era revolusi industri 4.0, berdasarkan Word Economy Forum (2016) ada tiga hal yang menjadi pijakan sumber daya manusia (SDM) yaitu; (1) karakter; (2) literasi dan (3) kompetensi.

Menyoal karakter, menurut Maxwell (2014) bahwa karakter merupakan sebuah pilihan yang menentukan tingkat kesuksesan seseorang. Pendidikan di perguruan tinggi haruslah dapat mengembangkan tiga kecerdasan sekaligus, yaitu, IQ, EQ dan SQ.

Selain itu,harus ditambah lagi dengan pendidikan leadership (kepemimpinan), personal responsibility (sikap tanggung jawab), ethics (menghargai dan menjunjung tinggi etika), people skills (memiliki keahlian), adaptability ( mampu beradaptasi), self direction (arah yang jelas), accountttability, social responsibility (peduli dengan lingkungan sekitar), dan personal productivity (terus meningkatkan kualitas diri).

Kesepuluh hal tersebut akan mampu mengokohkan karakter generasi muda Indonesia yang akan menerima bonus demografi pada tahun 2030-2045.

Selanjutnya literasi pun menjadi hal yang tidak kalah penting dengan karakter dalam pembentukan manusia abad 21, Literasi para generasi muda pun harus terus digenjot karena dengan mau berliterasi akan semakin cerdas dalam segala lini.

Saat ini bukan saja literasi baca tulis yang diperlukan tetapi juga literasi numerasi (konsep bilangan), literasi sains (pemanfaatan teknologi), literasi finansial (paham akan mencapai dan mengelolal keuangan), literasi digital (kemampuan mengakses, merangkai dan memahami akses digital), serta literasi budaya dan kewargaan.

Dan selain karakter yang kuat dan kemauan berliterasi, para generasi muda era 4.0 harus terus mau mengasah kompetensinya. Kompetensi yang dimaksud adalah memiliki keterampilan 4C (Critical Thinking, Communication, Collaborative, Creative). Sebuah optimisme jika generasi emas adalah modal sosial potensial untuk menggerakkan perubahan dalam mewujudkan Indonesia Maju, dan Entrepreneur era 4.0 harus mampu mengkonsolidasi dan menyatukan potensi generasi muda seluruh Indonesia dengan life skill dan entrepreneurship-nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun