Sejarah Peradabaan Islam di Era Digital: Tantangan dan Peluang bagi Generasi Milenial
Tita Peronika
STAI AL-AZHARY CIANJUR
Penulis Korespondensi: titaveronikaresvika@gmail.com
LINA PUSVISASARI,S.sy,MH
nenglinapusvisa@gmail.com
Kemajuan teknologi digital telah merubah tatanan sosial, ekonomi, dan bahkan pembelajaran agama secara signifikasi (Ngafif,2014). Hal tersebut tidak terkecuali bagi Islam, salah satu agama dunia yang memiliki sejarah panjang dan besar. Di era digital ini, Sejarah peradabaan Islam menghadapi tantangan dan peluang yang menarik, terutama bagi para generasi milenial yang tumbuh di tengah kecanggihan revolusi teknologi informasi. Penelitian ini akan membahas bagaimana sejarah peradabaan Islam dapat beradaptasi di era digital dan bagaimana geneerasi milenial dapat memanfaatkan peluang tersebut.
Kecanggihan teknologi digital di era digital saat ini membawa perubahan signifikan serta dampak yang besar pada peradabaan Islam dalam aspek keagamaan, sosial dan ekonomi. Dalam penyebaran ilmu pengetahuan agama, teknologi digital mempermudah akses ke berbagai literatur Islam yang membahas berbagai sejarah dunia pada masa kegemilangan Islam (Misrah, 2017). Sumber literatur Islam termasuk didalamnya seperti, Al-Qur’an, hadis, dan beberapa teks klasik seperti manuskrip, situs- situs web digital tempat penyimpanan masukrip digital seperti, delper dan lain sebagainya. Pelestarian dan penyebaran budaya Islam secara global yang memanfaatkan teknologi digital seperti misalnya, situs arkeologi dan artefak Islam yang dapat didigitalkan dan dapat diakses secara luas, memungkinkan dari berbagai kalangan baik umat Islam atau non- muslim untuk mengekplorasi sejarah peradabaan Islam (Al- Jallad,2016). Beberapa seniman muslim menggunakan alat digital untuk menghasilkan karya kontenporer yang diinspirasi oleh tradisi, lalu menghasilkan seni Islam dalam bentuk seperti, kaligrafi, arsitektur seni Islam dan musik yang berkembang di platfrom digital.
Salah satu tantangan utama yang di era digital dalam memahami sejarah peradaban Islam meliputi perubahan preferensi dalam mengonsumsi informasi. Kajian sejarah yang membutuhkan waktu yang lama dan banyak analisis lebih disukai daripada konten yang cepat dan ringkas. Selain itu, distorsi informasi yang tersebar di media digital, termasuk berita palsu dan narasi sejarah yang tidak akurat, sering kali membuat generasi ini kebingungan dalam membedakan antara fakta dan pendapat. Faktor lain yang menyebabkan generasi milenial kurang memahami topik ini adalah kurangnya pengetahuan sejarah dan kurangnya paparan terhadap tokoh-tokoh penting dalam sejarah Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H