Mohon tunggu...
asep ikhwan
asep ikhwan Mohon Tunggu... Wiraswasta - entrepreuneur

Praktisi Pendidikan Vokasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dompet Digital Membuat Hidup Kita Menjadi Malas dan Boros

15 Desember 2023   16:17 Diperbarui: 15 Desember 2023   16:22 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

         Maraknya penggunaan E Wallet atau dompet digital serta alat pembayaran digital seperti Gopay, DANA, Shoppee Pay , Pay later dalam transaksi belanja online ( E Commerce) sangat mempermudah proses transaksi jual beli. Kita bisa belanja sambil rebahan tinggal tap,tap klik , klik tunggu barang pesanan datang.

         Kenikmatan berbelanja online dengan metode pembayaran dompet digital tersebut terdapat sebuah jebakan ampuh yang akan membuat manajemen keuangan kita menjadi tidak terkontrol : Boros. Kita sulit untuk menghemat uang yang ada dalam rekening baik dalam tabungan maupun dompet digital. Godaan ribuan barang di berbagai platform baik platform marketplace, online shop maupun live shopping baik di lazada,shopee maupun tiktok seakan menyihir para pemilik dompet digital untuk terus memuaskan hasrat berbelanjanya secara tidak terkontrol.

        Sisi kelam atau negative berbagai kemudahan di dunia transaksi digital akhirnya menghampiri kehidupan sehari-hari kita, kita sulit untuk menyetop minimal mengurangi hasrat berbelanja akhirnya tabungan tergerus dan saldo menipis , disinilah godaan terjebak kedalam pinjaman online (Pinjol trap) mulai terjadi. Berbagai kemudahan membuat kita terjebak menjadi pribadi yang malas dan boros.

         Pernahkah kita lihat bagaimana anak - anak kita hanya dengan rebahan bisa memesan berbagai menu makan minuman kesukaannya dengan aplikasi Gosend dsb, mereka cendrung malas jalan-jalan mencari makanan secara fisik yang memiliki seni tersendiri apabila kita bisa menemukan makanan kesukaan dengan cara jalan kaki atau bermotor ke kafe, kantin, warung nasi , angkringan dan sebagainya. Mentalitas malas dan boros menjadi income trap yang akan menjebak pendapatan kita berkurang setiap bulannya karena prilaku berbelanja online.

           Sebuah studi menunjukkan kebiasaan kita menggunakan metode digital payment akan membuat frekuensi pengeluaran bulanan Akita  rata-rata akan mengalami kenaikan hingga 23%, sebuah angka yang cukup signifikan. Maknanya adalah kemudahan menggunakan digital payment akan membuat Anda menjadi lebih aktif belanja dan mengeluarkan uang.

Studi lain menunjukkan Anda memang cenderung akan menjadi lebih boros saat melakukan aneka pembayaran melalu digital wallet.

           Pertanyaannya kenapa melakukan pembayaran dengan menggunakan digital payment akan membuat kita cenderung lebih boros dibanding menggunakan uang kas secara fisik? 

               Penelitian menunjukkan saat kita membayar dengan menggunakan uang fisik, kita benar-benar merasakan kehilangan. Saat kita pelan-pelan mengeluarkan lembaran demi lembaran uang 50 puluh ribuan dari dompet demi membayar sesuatu, kita merasakan rasa kehilangan dan semacam pain of paying.

              Pain of paying adalah sejenis rasa kehilangan secara nyata karena kita mengeluarkan uang fisik dari dompet. Kita benar-benar merasakan kehilangan sebab bentuk fisik atau wujud tangible uang lembaran itu benar-benar kita keluarkan secara nyata.Ketika kita menggunakan uang fisik maka kita cendrung lebih hemat karena merasa sangat sayang atau kehilangan uang manakala kita membelanjakannya.

            Bagaimana solusi dari jebakan payment digital yang membuat hidup kita menjadi boros disisi lain ada banyak kemudahan yang kita dapatkan?  Gunakan uang fisik dalam kegiatan sehari-hari sampai kita memiliki Psikologi of Money yang cukup untuk menahan diri dari belanja yang berlebihan , gunakan digital wallet secara bijak hanya pada saat membutuhkan saja .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun