Akhirnya, dsinilah aku.. kereta ekonomi brantas jurusan jakarta - kediri,duduk berdesakan beralaskan koran di sambungan gerbong nomor 1 dengan gerbong nomor 2. Dan seperti biasanya aku tak pernah menyesal dan berpikir eh, kenapa aku tidak ke Surabaya naik kereta eksekutif atau bisnis mungkin, juga naik bus yang lebih nyaman?
Selain alasan finansial (he he adikku pasti akan nyeletuk, bilang aja.. mas ase ga punya duit buat beli tiket eksekutif atau naik pesawat terbang ho ho) ada alasan lain yang bikin aku 'lebih ingin'' naik kereta ekonomi.. yap, benar.. di sinilah akan melihat, sepanjang perjalananku, 'wajah' indonesia sebenarnya,jujur, dan bikin miris. di sambungan gerbong yang sempit ini, di dekatku ada bapak menggendong anak kecil,tidak kebagian tempat duduk saking penuhnya. ada perempuan muda yang berdiri karena ga betah untuk duduk ala kadarnya. kata pelecehan seksual disini telah di tanggalkan ketika dia berani naik kereta ekonomi tanpa tiket duduk. bayangkan aja, dengan keadaan penuh sesak seperti ini, penjual aneka macam makanan dan barang terus bergerak, walaupun harus menginjak,mendesak,atau mendorong.. menjajakan semua barang yang bisa dijual..
Yap, disinilah aku.. diantara lusuh wajah para penumpang yang capek, diantara wangi bau wc, diantara para penjual yang begitu semangat mencari sekeping rizki.. disinilah aku diantara wajah-wajah jujur sedikit dari sebagian besar rakyat indonesia.. wajah-wajah yang mengajariku banyak hal, membasahi sisi kemanusiaanku yang terdalam, memberi perjalananku sebuah makna, bahwa ini bukan hanya perjalanan tapi pelajaran hidup
*sungguh, aku ingin suatu saat, kereta odong2 seperti ini tinggal cerita lama yang sedih.. yang menandakan bahwa pemerintah telah bisa memenuhi amanat undang-undang, menyejahterakan rakyatnya!
*yes, sungguh beruntung, teman 'duduk'ku seorang 'seniman'. membawa gitar dan terus bernyanyi.. biasa ngamen dijakarta, dia berkata sebelum aku bertanya.. Iyaa.. soalnya jago mainin semua lagu..
---nikmati perjalananmu, ase.. semangat! ----
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H