desa-desa tertentu, masyarakat masih menjadikan jamu tradisional sebagai mata pencaharian utama. Jamu dipercaya sebagai solusi alternatif yang ampuh untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan. Selain harganya yang terjangkau, jamu yang dijual juga menggunakan bahan-bahan alami sehingga tidak menimbulkan efek samping berkepanjangan.
Indonesia sebagai salah satu negara yang hingga saat ini masih terkenal dengan resep pengobatan tradisional yang diwariskan secara turun temurun kepada setiap generasi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat memilih pengobatan tradisional untuk mengatasi permasalahan kesehatan. Salah satu yang banyak dikenali adalah jamu tradisional. PadaDesa Nguwok merupakan salah satu desa di Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur yang terkenal dengan kualitas jamunya yang unggul. Beberapa produk jamu yang mereka buat adalah kunyit asam, beras kencur, sinom, luntas, dan sirih. Terdapat salah satu dusun di Desa Nguwok yang hampir seluruh ibu rumah tangganya bermata pencaharian sebagai produsen jamu dan dipasarkan secara berkeliling. Berdasarkan survei yang dilakukan kelompok Nguwok 2, terdapat beberapa kendala seperti dalam hal produksi, kualitas packaging, dan pemasaran yang sering kali menghambat pengembangan UMKM jamu di desa ini. Selain itu, minimnya pengetahuan teknik pemasaran digital dan manajemen usaha modern turut mempengaruhi perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di desa ini.
BBK 4 Nguwok 2 yang diketuai oleh Fadilla (FKM), dan beranggotakan Benoit (FISIP), Alfina (FKP), Asdiansyah (FIB), Felicia (FPsi), Cynthia (FISIP), Athaya (FIB), Havy (FKP), Brilyan (FTMM), dan Maria (FST), Â telah berhasil menyelesaikan program kerja "Griya Jamu Nguwok". Â Adapun anggota yang bertanggung jawab atas program kerja ini adalah Benoit dan Cynthia. Program ini bertujuan untuk memberdayakan UMKM, khususnya jamu tradisional. Program kerja ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produk, serta pemasaran jamu tradisional yang diproduksi oleh masyarakat setempat sehingga bisa menaikkan harga jual dan memperluas market.
Dalam pelaksanaannya, Griya Jamu Nguwok terbagi ke dalam tiga termin kegiatan di setiap minggu yang dilaksanakan bersama produsen jamu setempat. Pada minggu pertama dilakukan kegiatan koordinasi dengan seluruh produsen jamu, sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi dilapangan. Pada minggu kedua dilakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat untuk memberikan informasi terkait pentingnya penggunaan packaging yang menarik untuk meningkatkan minat konsumen dan strategi marketing. Selanjutnya, pada minggu ketiga dilakukan kegiatan workshop mengenai repackaging pada jamu tradisional dan marketing. Dalam Kegiatan ini juga memberikan pengetahuan baru bagi mahasiswa BBK 4 Nguwok 2 terkait cara pembuatan jamu tradisional.
Program kerja ini mendapat antusias yang tinggi dari produsen jamu. Para produsen jamu dinilai sudah dapat mengimplementasikan goals dari program kerja ini yaitu menggunakan packaging jamu yang lebih menarik, informatif dan sesuai standar food grade. Mereka dengan senang hati menunjukkan dan mengajari proses pembuatan jamu kepada kami. Selain itu, kami diberi kesempatan untuk membuat jamu beras kencur yang kemudian dilanjutkan dengan praktik repackaging. Kedepannya diharapkan program kerja ini dapat memberi manfaat berkelanjutan untuk masyarakat khususnya produsen jamu di Desa Nguwok.
Author : Felicia Zefanya
Editor : Asdiansyah Firoos R, Cynthia Haristiana D, Brilyan Yofidhuha W.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H