Mohon tunggu...
Humaniora

PR dan Politik

29 Mei 2017   11:50 Diperbarui: 29 Mei 2017   12:32 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebenarnya sudah hampir seminggu mendapat pelajaran tentang PR dan juga tentang pengertian lebih mendalam akan PR juga kenapa bisa dihubungkan ke Politik. sebelumnya kita harus mengerti terlebih dahulu apa itu PR. Mendengar kata PR atau biasa disebut dengan Public Relations sebenarnya yang kita pikirkan tidak jauh dari membangun relasi dengan orang lain dan menciptakan reputasi yang baik kepada orang lain. Tapi itu bagi yang mengetahui arti tentang PR, namun jika belum pernah mendengar tentang PR atau Public Relations mudahnya bisa diartikan sebagai seseorang yang berusaha membangun “Citra” kepada masyarakat. Berbicara tentang PR ada 2 hal yang sebenarnya bisa membantu untuk memeperdalam tentang apa itu PR. Dalam PR ada 2 hal inti utama tentang public relations, yang pertama adalah menjadi penghubung dan yang kedua sebagai penjaga reputasi dimana reputasi yang dimaksud adalah citra. Sebagai penghubung karena PR harus bisa membangun relasi dengan siapapun demi kemajuan persuahaannya, misal denga Pemerintah atau biasa disebut goverment relations dengan karyawannya sendiri atau internal relations dan kemudia dengan para pemegang kepentingan atau stakeholder, dimana pemegang kepentingan itu mencakup semua baik konsumen, pemerintah, perusahaan-perusahaan lain dan juga komunitas-komunitas di sekitarnya untuk membangun relasi. Kemudian berbicara tentang citra, hal tersebut muncul karena sebagai PR setelah membangun suatu hubungan dengan apapun itu maka di sanalah citra tersebut ada, jadi bisa dibilang bahwa citra itu bukan terdapat di perusahaan akan tetapi di mata para pihak external atau para pemegang kepentingan, cara yang dipakai itu adalah dengan melakukan CSR. CSR biasanya dilakukan di komunitas-komunitas sekitar perusahaan yang ada agar membangun citra yang baik. Contohnya perusahaan Unilever dengan produk sabun tangan atau mandinya “Lifebuoy”. Unilever melakukan CSR dengan produk tersebut caranya dengan pergi ke sekolah-sekolah kemudian membangun tempat cuci tangan atau wastafel-wastafel untuk sekolah-sekolah yang kekurangan dan mengajarkan 8 langkah mencuci tangan yang bak dengan Lifebuoy, secara tidak langsung CSR ini melakukan branding ke sekolah tersebut untuk selalu cuci tangan dengan Lifebuoy, hal tersebut akhirnya membuat orang-orang yang lain juga yakin bahwa sabun mandi atau cuci tangan paling baik itu adalah Lifebuoy. Berbicara tentang melakukan branding, hal ini juga dilakukan dalam PR Politik hanya saja yang di branding adalah aktor politik yang sedang melakukan kampanye dimana kebutuhan dan brand yang  ada haruslah seirama atau seimbang sehingga para voters atau pendukung aktor politik tersebut mau memilih dia. Sebenarnya PR dalam politik lebih banyak marketingnya dan pendekatan brand juga membangun distingsi brand agar orang-orang yang awalnya tidak memilih aktor politik tersebut memilih dia. Dengan penjelasan-penjelasan yang ada, bisa dibilang hal ini memang ada benarnya, jika kita melihat dengan kampanye-kampanye politik kemarin, kita bisa melihat bahwa branding dari keduanya sangat berbeda dan tentu jelas 2 calon tersebut berusaha membuat distingsi brand mereka masing-masing untuk mendapatkan voters sebanyak-banyaknya, namun jika kita melihat dari kampanye kemarin paslon yang menang mendapatkan keseimbangan dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat dan yang brand oleh paslon tersebut sesuai dengan keinginan dari masyarakat, hal-hal tersebut sangat berpengaruh dalam melakukan PR apalagi jika ingin menjadi praktisi PR. Penting untuk bisa mengetahui siapa target kita dan bagaimana cara yang baik untuk melakukan branding atau membangun citra kepada orang lain dengan baik dan sesuai. kira-kira seperti itu yang terbesit di pikiran atau bisa dibilang pendapat yang muncul. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun