Opini dan publik, sekarang ini sudah menjadi suatu hal yang sangat mudah ditemukan. Karena memang hampir semua orang di dunia ini memiliki perspektif dan pemikiran yang beragam juga memiliki rasa atau keinginan untuk menyuarakannya. Ditambah lagi jaman sekarang ini sudah dikenal yang namannya dengan citizen journalism,dimana orang-orang melakukan riset tentang suatu isu dan memberikan pendapat-pendapat mereka sendiri layaknya seperti seorang jurnalis. Sehingga sudah tidak aneh lagi jika kita melihat banyak orang yang gemar beropini dimana-mana dengan media apapun, sehingga opini menjadi tanpa batas.
Baik jika dilihat-lihat lagi. Kalau berbicara tentang memberikan opini, sangat sering atau mungkin banyak orang yang memberi opini apapun itu dan selalu paling banyak, saat ada kegiatan politik yang terjadi atau terkait dengan suatu masalah politik. Okay, gue rasa hampir semua orang mengetahui tentang kasus video yang ramai dibicarakan apalagi sampai ada demo yang terjadi 2 kali dalam kurun waktu hanya sebulan, dimana Gubernur kita dikabarkan melakukan penistaan agama terkait surat Al-Maedah. Kejadiannya terjadi ketika beliau sedang berada di Kepulauan Seribu. Dalam video tersebut yang di highlight adalah ketika dia melecehkan Surat Al-Maida.
Dikarenakan 1 video ini, banyak sekali warga jakarta yang merasa marah dengan gubernur kita dan akhirnya sampai demo untuk menuntut Ahok untuk diadili dan dipenjara, yah hal itu memang terjadi seperti yang tadi sudah dikatakan demo saja sampai 2 kali, pada 4/11 dan 2/12. Oke kembali ke topik tentang opini. Dalam suatu opini pasti ada yang membuat, tidak mungkin jika tidak ada yang membuat. Namannya saja sudah opini. Lalu opini pasti membutuhkan media untuk disalurkan, yah kita ambil saja mungkin media berita online, dimana orang bisa memberikan respon, comment atau bahkan membuat berita dan meminta untuk media berita tersebut. Jika kita perhatikan sebenarnya dalam opini hal utama atau tujuan akhir dari suatu opini publik yang dimana dalam opini publik selain ada komunikasi politik ada komunikasi pribadi dan komunikasi massa, yaitu untuk memunculkan suatu perubahan baik citra, sikap terhadap suatu isu.
Kembali tentang isu Ahok yang melakukan penistaan agama, jika kita telaah pasti ada sudut dari tiap orang yang mengambil opini dipilih oleh sang pembuat. Apa dia melihat dari keseluruhan, atau sebagian, atau hanya bagian Ahok yang melecehkan surat Al-Maedah saja. Disini pembuat opini dan media pasti mengambil suatu sisi yang sesuai dengan persepsi mereka atau mungkin untuk membuat suatu persepsi yang baru bagi para khalayaknya. Tiap isu pasti memiliki 2 sisi begitu pun dengan opini pasti ada sisi-sisinya, secara mudah yah sebut saja Pro dan Kontra, kedua hal itu sudah tidak bisa dipisahkan dan sudah pasti ada. Tinggal dari sisi manakah kita melihat hal tersebut, bahkan opini kita pun sebenarnya bisa dipengaruhi dari sisi mana media menampilkannya, baik pro maupun kontranya.
Sehingga terkadang yang harus dilihat adalah suatu isu secara keseluruhan, begitupun dengan opini yang ada. Harus kita lihat secara langsung apa saja sih fakta”nya sehingga tidak gampang dipengaruhi. Opini publik itu beragam, tinggal bagaimana cara kita beropini dan dari sudut pandang apa kita mendasarkan suatu isu yang nantinya menjadi suatu opini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H