Selamat pagi semangat pagi, Bapak Menteri Kepariwisataan. Selamat pagi semangat pagi pula, masyarakat Indonesia . Di artikel ini saya akan membahas seputar pariwisata di Indonesia serta memberikan opini-opini sekaligus pendapat mengenai pariwisata di Indonesia.
Saya, yang berstatus sebagai pelajar usia remaja tentu memiliki minat besar dalam menjelajahi wisata-wisata di daerah saya, bahkan di seantero nusantara. Maklum, karna mayoritas pelajar usia remaja sangat suka dengan apa yang disebut dengan hangout.
Menurut pengalaman, sewaktu saya bersama teman-teman sedang membicarakan salah satu atau beberapa tempat wisata hingga muncul cletukan rencana kecil untuk mengunjungi suatu tempat wisata, pasti disitu akan tercetus satu pertanyaan, "Bagus nggak, sih, tempatnya?". Nah! Pastinya, yang dibutuhkan pertama adalah jawaban dari salah seorang yang sudah pernah mengunjungi tempat wisata tersebut, "bagus kok tempatnya, masih alam banget, keren!. Yaa, gitu deh", atau bisa saja dari  salah seorang yang mendengar dari cerita orang lain lagi, "Katanya, sih, ....". Inilah yang disebut kesan. Kesan yang didapatkan seseorang pada saat berkunjung ke suatu objek wisata. Dan dari kesan tersebut, mereka tuturkan kepada orang lain sehingga menggugah minat orang lain untuk berkunjung ke objek wisata tersebut.
Maka dari itu, kesan yang baik sangat dibutuhkan dalam peningkatan minat wisatawan. Apalagi dalam interaksi masyarakat Indonesia yang nantinya akan lebih menarik wisatawan domestik. Kesan yang baik akan sangat menggugah minat wisatawan. Mengingat masyarakat Indonesia yang mudah terpengaruh oleh kalimat-kalimat pujian, jadi masyarakat Indonesia akan lebih mudah tertarik dengan kesan-kesan yang baik tersebut, sehingga jumlah wisatawan domestik di objek-objek wisata nusantara akan meningkat.
Pertanyaannya, bagaimana cara meningkatkan kesan baik tersebut?
Setiap destinasi wisata tentu memiliki berbagai objek wisata. Perlu kita mengenal apa itu sadar wisata. Sadar wisata merupakan usaha dari berbagai komponen masyarakat dalam suatu wilahnya untuk mendorong berkembangnya destinasi wisata dan objek wisata dalam suatu wilayahnya. Masyarakat Indonesia harus tahu betul tentang sadar wisata, serta mengaplikasiaknnya ke dalam lingkungan destinasi wisata. Dengan begitu, apa yang disebut Sapta Pesona sudah tidak sulit lagi untuk diciptakan. Sapta pesona merupakan bagian dari usaha sadar wisata, yang mana seharusnya terdapat pada tiap objek wisata. Sapta pesona terbagi menjadi tujuh aspek, yaitu; Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, Kenangan. Sapta pesona itulah yang akan menjadikan kesan baik pada tiap pengunjung objek wisata atau wisatawan. Sehingga dari kesan baik tersebut akan banyak mengundang wisatawan-wisatawan lainnya.
Harapan saya untuk seluruh masyarakat nusantara, mari bersama kita jaga seluruh objek-objek wisata di nusantara, baik wisata kecil sekalipun. Perdalam lah pengetahuan mengenai sadar wisata dan aplikasikanlah dalam diri mengenai sadar wisata tersebut, agar kualitas wisata di tiap daerah bisa meningkat sehingga nilai jualnya pun bisa terlihat.
Harapan saya untuk Bapak Menteri Kepariwisataan, yang pertama, perbanyak saja sosialisasi mengenai kepariwisataan di Indonesia serta tentang sadar wisata, terutama di daerah-daerah yang memiliki banyak potensi wisata namun belum terlihat nilai jual wisatanya. Yang kedua, perketat pantauan kepada badan-badan atau organisasi yang mengelola tiap objek wisata, supaya tetap menjaga sapta pesona pada objek wisata dan memperbanyak iklan serta promosi mengenai objek wisata yang dikelolanya.
Mengingat sudah memasuki tahun 2015, bukan waktunya lagi persiapan menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), akan tetapi ini sudah waktunya kita memiliki potensi-potensi yang bisa digunakan dalam daya saing perdagangan. Apalagi wisata di Indonesia sudah disorot oleh negara-negara lain yang pastinya akan menjadi tujuan utama warga asing datang ke Indonesia. Selain itu, dengan meningkatnya jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara, devisa negara akan semakin meningkat sehingga kesejahteraan masyarakat pun juga ikut meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H