Mudik sudah menjadi tradisi bagi jutaan masyarakat Indonesia menjelang tibanya lebaran. Kecelakaan lalu lintas (Laka Lantas) masih saja menjadi persoalan, bahkan menyebabkan terjadinya korban jiwa. Tahun demi tahun kegiatan silaturahmi itu diwarnai dengan “menghantar maut.”
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Agus Rianto di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (6/8/2013) kepada Kompas mengatakan selama pelaksanaan Operasi Ketupat 2013 mulai H-7 sampai H-3 Lebaran, tercatat 178 pemudik meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.
Dia mengatakan, pada H-3 saja ada 59 pemudik yang tewas akibat kecelakaan lalu lintas. Rinciannya, 257 pemudik mengalami luka berat dan 1.033 pemudik mengalami luka ringan. Secara keseluruhan angka kecelakaan sampai dengan H-3 sebanyak 832 kasus.
Menurut Agus, korban yang meninggal dunia sebanyak 184 kasus diakibatkan karena pengemudi mengantuk saat berkenderaan. Termasuk, tidak menjaga jarak antar kendaraan sebanyak 104 kasus, melanggar batas kecepatan sebanyak 75 kasus, minum minuman beralkhohol sebanyak 20 kasus dan melanggar lampu lalu lintas sebanyak 15 kasus.
Sementara Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan korban jiwa terus meningkat saat mudik lebaran. Kecelakaan lalu lintas akibat faktor teknis maupun manusia menjadi faktor penyebab terjadinya kecelakaan.
Data yang dihimpun BNPB menyebutkan korban meninggal mudik lebaran lebih banyak dari pada korban bencana alam 2012. Ini bisa dilihat selama mudik lebaran pada 2010 sebanyak 632 orang tewas. Pada 2011 sebanyak 587 orang tewas sedangkan pada 2012 korban meninggal sebanyak 908 orang.
Menurut Sutopo, memang korban bencana tergantung dari magnitude bencana yang terjadi. Banjir bandang Wasior, tsunami Mentawai, dan erupsi Merapi dan bencana kecil lainnya korban meninggal dan hilang mencapai 4.186 orang pada 2010. Sedangkan pada 2011 korban bencana 1.864 orang.
Dia mengatakan, jumlah tersebut jika dibandingkan dengan korban kecelakaan lalu lintas secara keseluruhan jauh lebih kecil. Korban meninggal tahun 2010 akibat kecelakaan lalu lintas 31.234 orang. Tahun 2011 ada 30.629 orang dan tahun 2012 ada 27.441 orang.
Kata Sutopo, guna mengatasi berulangnya korban selama mudik lebaran perlu adanya pembenahan yang radikal. Di sini, banyak faktor yang menyebabkan terjadi kecelakaan baik darat, laut dan udara, diantaranya kondisi terbatasnya ruas jalan, kerusakan jalan, meningkatnya jumlah pemudik, terbatasnya angkutan massal, faktor cuaca, kelelahan pengendara, kurang laiknya kendaraan dan lain-lain.
Oleh karena itu, BNPB menilai, teori risiko bencana dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengatasi masalah yang terjadi. Bahwa risiko adalah perkalian antara bahaya dan kerentanan dibagi dengan kapasitas yang ada.
Sebagai umat yang beragama memang meyakini bahwa hidup dan mati itu ada pada kehendak Tuhan, namun sebagai umat-Nya mesti menjaga diri dan waspada. Tidak perlu menghantar nyawa dan mengalahkan jumlah korban akibat perang. Perlu berhati-hati selama perjalanan dan bagi pemangku kebijakan menjadikannya sebagai evaluasi untuk yang lebih baik bagi rakyatnya.
Referensi bacaan :