Belum genap satu periode menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo alias Jokowi ditahbiskan oleh berbagai lembaga survei sebagai Presiden favorit pada pilpres 2014 mendatang.
Persentase suaranya mampu menumbangkan calon-calon yang boleh dikatakan sudah kawakan di kancah politik.
Lihat saja hasil survei Lembaga Survei Jakarta (LSJ), Jokowi ditempatkan capres idaman dengan angka 18,1 persen. Kemudian Prabowo Subianto 10,9 persen, Wiranto 9,8 persen, Jusuf Kalla 8,9 persen, Aburizal Bakrie 8,7 persen dan Megawati Soekarnoputri 7,2 persen.
Tidak kalah menarik survei dari Pusat Data Bersatu (PDB) mendudukkan elektabilitas Jokowi di urutan teratas dengan persentase 21,2 persen. Disusul Prabowo Subianto 17,1 persen, Megawati 11,5 persen, Rhoma Irama 10,4 persen, Aburizal Bakrie 9,7 persen dan Jusuf kalla 7,1 persen.
Sedangkan Survei Indonesia Research Centre (IRC) menunjukkan Jokowi memiliki elektabiltias yang tinggi dengan meraih 24,8 persen. Disusul Prabowo Subianto 14,8 persen, Aburizal Bakrie 7,9 persen, Megawati Soekarno Putri, 5,5 persen, Wiranto 3,9 persen dan Mahfud MD 3,7 persen.
Ya benar, elektabilitasnya memang tinggi. Dia dikenal bersahaja, merakyat dan pemimpin yang berkarakter seperti yang diberitakan di media-media. Publik juga memiliki opini tersendiri memahami sosok Jokowi.
Hasil survei sebelumnya berubah total dengan hadirnya Jokowi, Survei Soegeng Sarjadi Syndicate 2012 lalu menyebutkan, Prabowo mendapat dukungan 25,8 persen, Megawati 22,4 persen, Jusuf Kalla 14,9 persen, Aburizal Bakrie 10,6 persen , Surya Paloh 5,2 persen dan Wiranto 4,2 persen.
Kembali berpulang kepada Jokowi, apakah ingin jadi capres. Hingga kini Gubernur yang hobi “bluskan” itu tidak menjawab iya dan juga tidak untuk menjadi calon presiden. Terkini Jokowi mengatakan tidak mau digosok-gosok dan dikompori persoalan itu, dia hanya ingin serius mengurusi banjir, rusun dan macet.
Merunut dari awal ketika dia digadang-gadangkan sebagai calon Gubernur DKI Jakarta, pada saat itu Jokowi jelas-jelas membantahnya. Dia mengatakan tidak ada keinginannya mencalonkan sebagai Gubernur DKI.
Namun, nyatanya tidak benar. Jokowi pun berubah pikiran. Dia mencalonkan sebagai Gubernur DKI dan terpilih dengan menyakinkan. Calon incumbent Fauzi Bowo pun tumbang meskipun ada lembaga survei sebelumnya menyebutkan persentase Jokowi dibawah Fauzi Bowo.
Lalu apakah kembali seperti itu saat dia difavoritkan sebagai calon presiden ? kita belum tahu jelas apakah Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri merestuinya? penentuan capres bagi sebuah partai merupakan sebuah keputusan yang tidak sederhana.