Mohon tunggu...
Ummi Aisyah
Ummi Aisyah Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

Writing it's adventure ✍️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memasak adalah Seni

12 September 2024   00:57 Diperbarui: 12 September 2024   01:18 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Memasak adalah seni, Yaa, benar. Karena memasak adalah skill yang harus di uji keabsahannya di dapur. Hehe 😁✌️

Kalian penasaran tak ? Mengapa penulis mengambil judul cerita tersebut? Ya karena penulis memiliki banyak kisah mulai dari hal-hal konyol, lugu, penakut, sampai insecure bercampur menjadi satu dalam judul ini.😆😆

Yuk kita mulai aja ceritanya :

Untuk cerita pertama yang penulis angkat yaitu tentang "bumbu dapur" mungkin sebagian kaum perempuan sudah tidak asing lagi dengan bumbu dapur, ya karena memang sehari-hari sering melihat, membeli ataupun memakai rempah-rempah tersebut.

Inilah aku yang sangat cuek dalam hal masak memasak, sampai akhirnya aku tak tahu, bumbu dapur itu terdiri dari apa saja?? Aku pun tak paham, dan seringkali tertukar antara kencur dan jahe. 😅😅

Pagi buta, emakku sudah membuat sarapan untuk aku sebelum berangkat kerja. Tak seperti orang lain yang sarapannya pakai nasi uduk, bubur ayam, gorengan, ataupun lontong sayur. Emakku setiap pagi selalu membuatkan sarapan seperti akan makan siang, ada nasi, sayur, lauk, dan segelas teh hangat. Ya, hari ini emakku memasak menu sayur bening bayem dan udang rebon goreng kering, walaupun sederhana tapi terasa nikmat.

Ketika emak sedang memasak sayur bening bayem, tiba-tiba ada tetangga yang meminta tolong sesuatu sama emak. Emakku langsung bergegas keluar rumah, dan meminta tolong padaku untuk melanjutkan memasak.

Emak berpesan, "nanti kalau sudah mendidih airnya kamu masukkan sayuranya kedalam panci ya, dan jangan lupa masukkan temu kunci!" Karena aku sedang makeup untuk pergi kerja, aku tak merespon pesan emakku itu. Aku hanya menjawab "iyaa makk" setelah makeup selesai aku langsung bergegas ke dapur dan ku lihat air sudah mendidih, lalu ku masukkan sayuran yang sudah di potong-potong ke dalam panci, ada satu bahan yang belum aku masukkan, yaa temu kunci namanya. Karena aku tak tahu membedakan yang mana temu kunci, aku tanyalah adikku barangkali dia tahu. Bukannya memberi tahu, ehh dia malah mengerjai aku. Dia bilang temu kunci yang wanginya harum, coba di kupas satu persatu kalau yang wanginya harum itu namanya temu kunci. Yaa, karena aku buru-buru mau jalan kerja, aku kerjakan apa yang adikku kasih tahu, aku kupas satu persatu dan ternyata ada satu rempah yang wanginya harum, *dalam hati* oh ini yang namanya temu kunci. Setelah aku kupas kulitnya sampai bersih dan aku potong menjadi beberapa bagian, lalu aku masukkan rempah tersebut ke dalam panci. Lalu, ku beri sedikit garam, dan gula untuk menambah cita rasa. Setelah matang ku angkat panci berisi sayur bayem pesanan emak, dan aku bergegas pamit untuk berangkat kerja.

Sore harinya setelah aku pulang kerja, saat sampai di rumah terasa ada yang aneh, emak bilang kok sayur bayamnya emak jadi berasa kencur mii?? Aku auto menoleh ke arah adikku 🤔 pasti dia salah nih kasih tahu nya.. huft 😒 benar aja kan, dia ketawa cekikikan. 🤣🤣🤣 Lalu adikku berkata" lagian nanya sama gue, gue aja ngga tau yang mana temu kunci, gue tau nya kunci inggris" //alah plakkk sambil tepok jidat  🤦 🤦 dan ngedumel "salah nanya sesat di jalan deh". 😬😆

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun