Mohon tunggu...
Nurul Ainia
Nurul Ainia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa di UIN Malang

Pecinta kebebasan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Unik dan Mistis Wayang Mbah Gandrung

6 Mei 2020   23:20 Diperbarui: 6 Mei 2020   23:28 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Wayang adalah salah satu seni pertunjukan asli dari Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali. Budaya wayan terpengaruh oleh kebudayaan Jawa dan Hindu.
Pengertian wayang adalah seni pertunjukan berupa drama yang khas yang meliputi seni suara, seni satra, seni musik, seni tutur, seni rupa, dan lain-lain. Di dalam wayang juga mengandung unsur misti.
Di dalam wayang dikandung tatanan, yaitu suatu  norma atanu konvensi yang mengandung etika (filsafat moral). Norma atau konvensi tersebut disepkati dan dijadikan pedoman bagi para seniman dalang. Di dalam pertunjukan wayang ada aturan man serta cara mendalang dan bagaimana memainkan wayang, secara turun menurun dan mentradisi, lama kelamaan menjadi sesuatu yang desepakati sebagai pedoman.
Ada beberapa jenis wayang yaitu wayang kulit, wayang bambu, wayang kayu, wayang orang, wayang motekar, dan wayang rumput.
Wayang menjadi suatu kebudayaan yang khas di daerah-daerah di Indonesia . Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang Kulit yang dapat kita lihat saat ini telah melalui perkembangan dan bentuk ceritanya. Dahulu kala wayang digunakan sebagai upacara keagamaan oleh orang Jawa, dan pada akhirnya para walisongo megubahnya dengan tujuan sebagai salah satu dakwah islam pada masa itu.
Wayang juga telah mendapat perhatian internasional, kita sebagai kaum muda patut bangga dengan hal itu dan berupaya melestarikannya.
Salah satu wayang yang akan saya bahas disini adalah Wayang Gandrung yang berasal dari Kediri. Orang kediri dan sekitarnya menganggap Wayang Gandrung sebagai wayang yang mengandung unsur mistis. Wayang Gandrung ini memiliki kisah yang sangat unik.
Menurut sejarah, sekitar abad 17 lalu, terjadi banjir di daerah Pagung Kecamatan Semen Kabupaten Kediri lalu ada sebuah bongkah kayu yang terdampar di sungai saat terjadi banjir tersebut.
Berdasarkan penuturan ahli warisnya, lahirnya Wayang Gandrung ini berasal dari kayu jati yang terdampar, dan kayu jati tersebut hanya bisa dibelah oleh orang misterius bahkan penduduk sudah mencoba membelah kayu jati tersebt tapi tidak bisa.
Wayang Gandrung adalah peninggalan dari Demang Proyosono, tokoh spiritual dari Surakarta yang sedang bertapa di gunung Wilis, Wayang Gandrung hanya boleh dibuka saat pementasan, selain itu tidak ada yang boleh membukanya.
Seorang pendahulu dari Wayang Gandrung ini adalah Mbah Gandrung sang maestro seni, beliau adalah dalang Wayang Gandrung yang bahkan pernah mendapatkan penghargaan khusus dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Keunikan Wayang Mbah Gandrung ini bisa dilihat dari ciri khas pementasannya yang jika akan mementaskan Wayang Mbah Gandrung harus berjalan kaki sejauh 35 kilometer dengan membawa seluruh perlengkapan yang dibutuhkan untuk pementasan.
Wayang Mbah Gandrung harus dibawa dengan jalan kaki dari rumah sekaligus tempat penyimpanan perlengkapan Wayang Mbah Gandrung yang berada di Desa Pagung, Kecamatan Semen ke lokasi peentasan yang ada di Ndalem Pojok. Yaitu situs Bung Karno yang berada di Desa Pojok, Kecamatan Wates. Dan jaraknya adalah 35 kilometer.
Salah satu persyaratan pementasan Wayang Mbah Gandrung adalah tidak boleh membawa peralatan-peralatan pementasan dengan kendaraan bermotor. Harus dibawa dengan berjalan kaki termasuk sang dalang yaitu Mbah Gandrung juga harus berjalan kaki menuju lokasi pementasan.
Hal mistis dari Wayang Gandrung ini salah satunya adalah Mbah Kandar, yaitu sang dalang tidak memiliki otoritas dalam mementukan lakok saat penentuan alur cerita dalam pagelaran wayang. Semua hanya berdasarkan wangsit yang diterima Lamidi, yaitu keturunannya.
Selain sang dalang tidak memiliki otoritas , penunjukan sebagai dalang hanya berdasarkan wangsit.
Proses persiapan pementasan Wayang Gandrung salah satunya adalah mungel (proses pementasan) yaitu dengan diawali dengan ritual selmatan di awal dan akhir pertunjukan serta dilakukan tindakan-tindakan magis terhadap  Wayang Gandrung ini. Tentunya dengan mengandug unsur mistis di dalamnya.. dilanjutkan dengan penataan fisik peralatan mungel yang meliputi gamelan, gawangan, dan instrumen-instrumen gamelan dala bentuk sederhana seperti kethuk, gendhang, gambang, rebab, kenong dan kempul yang ditempatkan melingkar diantara dalang dan kotak wayang.
Dan dimulailah pagelaran Wayang Mbah Gandrung yang unik dan mengandung unsur mistis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun