Mohon tunggu...
Asa Lukis
Asa Lukis Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bintang Jatuh

28 April 2024   09:47 Diperbarui: 28 April 2024   09:49 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Parasmu yang berambut panjang dan berbunga
Membuat diri kecilku terpikau, terpesona
Kaulah sosok idolaku, bintang terindah di mata
Pelukan hangatmu menyambut tenang tanpa kata

Namun dusta peluntur cahayamu datang
Dengan lahap kaumakan ungkapan bohong
Kau mengajarkanku kebencian terhadap sang bintang
Kau mengajarkanku kebencian terhadap pembohong

Meski begitu, nampaknya kau tak mau mencoba memahami
Perasaan benci yang susah dijelaskan, karena kau tak sepatutnya kubenci
Pandanganku terhadapmu, kau tak mau mencoba mengetahui
Pada akhirnya, aku hanyalah anak yang durhaka, tanpa harga diri

Usahaku 'tuk memberitahumu telah gagal
Tak apa, tetesan air 'kan menguap kian waktu
Dan kata yang terjerat, "kuanggap kau bintangku,
lalu kau jatuh, menjadi meteor penghancurku."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun