Air hangat menjadi tawar
Dahulu asin, dahulu manis
Lidahku 'kan selamanya merasa
Atau setidaknya itu yang kukira
Cucuran air kian tak kering
Buram pandangan, sempit sesak
Mencekik, bola mataku tercekik
Panas, kesadaran pergi
Bosan telinga, hal yang sama
Berulang terus-menerus, tak henti
Alunan dan nada yang dahulu nyaman
Hilang kehangatan, hilang isinya
Kumpulan makhluk berwarna yang mati
Yang tercabut dari batang dan daun
Harum wangi tak lagi sama, hilang
Bunga itu 'tlah mati, membusuk per detik
Sentuhan tangan mengejutkan
Karena ribuan tahun diriku berdebu
Sesak nafas kubuat dia, orang itu
Yang menolongku, membersihkanku
Perasaan yang kian menghilang
Semua hal tlah memudar
Selamatkan hal yang tersisa
Sebelum hilang kelima indraku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H