Mohon tunggu...
Asa Lukis
Asa Lukis Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lautku

3 Maret 2024   08:21 Diperbarui: 3 Maret 2024   08:27 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lautku yang dahulu tenang, datar
Tanpa ombak ganas, kapal berlayar
Dengan tenang ia, lautku bernafas
Darat diberi sejuk oleh embus angin laut

Padang pasir kecil di pinggirannya
Menerbangkan butiran, memasuki mata
Menyakiti penduduk darat yang labil
Ia menyakiti laut, membalas dendam

Angin darat membalas laut dengan panas
Pion-pion merusak, dendam terbalas
Lautku yang dahulu tenang, ia murka
Sakit, lautku yang berhawa sejuk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun