"Oh... oke. Ini kita ke bioskop naik apa?" tanyaku.
"Naik Grab, ini baru kupesankan," balas Nia.
"Kira-kira kita pulang jam berapa?"
"Filmnya mulai jam setengah dua, durasinya sekitar dua jam. Jadi paling cepat kita keluar dari bioskop jam setengah empat."
Gawat. Dengan cepat kurogoh tasku, mencari ponsel untuk cepat-cepat menghubungi ibuku. Aku tak dapat menemukan ponselku di mana-mana. Di saat itulah aku baru ingat bahwa aku lupa membawa ponselku. Dengan putus asa aku bertanya, "Apa boleh aku keluar sebelum filmnya selesai?"
"Hm, boleh sih, tapi nanti kau balik ke rumah Mai naik apa? Lagi pula kenapa mau keluar duluan?" Claris bertanya balik.
"Ah... Nanti aku jalan kaki saja. Aku... terlanjur bilang ke ibuku kalau 'kerja kelompok' kita selesai jam tiga."
"Yakin mau pulang jalan kaki? Jarak dari bioskop ke rumahku lumayan jauh, lho," ucap Mai, terlihat mengkhawatirkanku.
"Iya, tidak apa."
***
Selama film berjalan, aku tak dapat menikmatinya sama sekali. Aku sangat cemas, andai saja aku tidak berbohong dan menolak ajakan Mai untuk menonton bioskop. Andai saja aku meminta izin secara langsung. Namun tak ada gunanya berandai-andai, tak akan ada yang berubah.