Pasca tumbangnya Soeharto, di Indonesia tumbuh-subur kelompok yang menamakan diri atau disebut salafi, yaitu kelompok yang mengklaim ahlus sunnah, pengikut sunnah Rasulullah Saw. Sayangnya, keberadaan mereka lebih banyak mencoreng nama Islam, merusak citra umat Islam. Cara mereka berdakwah itu “unwelcomed”, tidak pas untuk kondisi Indonesia, tidak bisa diterima. Inilah lima kekurangan gerakan salafi menurut saya: 1. Merasa paling benar, paling ahli surga! Padahal, Al-Haqqu min robbika! Kebenaran itu hanya milik Allah (QS. Al-Baqarah): 147). 2. Kasar, keras, emosional, reaktif, tidak santun dalam berdakwah. Katanya salagi, tapi tidak berakhlak seperti generasi salafi yang lemah lembut. "Dengan sebab rahmat Allah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu mereka menjauh dari sekelilingmu." ( Ali-Imran: 159). 3. Ekstrem dalam beragama, tidak menghargai pendapat orang, misalnya musik mutlak haram, tanpa peduli ulama yang membolehkannya seperti Syekh Yusuf Al-Qaradhawi. 4. Hanya menerima ilmu dari kelompoknya, gurunya saja, menolak dari luar kelompoknya. 5. Kaku dalam berpakaian, dikiranya pakaian ala orang Arab itu sunnah, padahal pakaian Abu Jahal dan Abu Lahab juga sama dengan pakaian Nabi dan sahabat! Wong mereka sama-sama orang Arab kok! Maaf lho, jangan marah, ini 'kan asalkritik!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H