Mohon tunggu...
Asalin Musoffa
Asalin Musoffa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

هذا من فضل ربي

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosiologi: Pemanfaatan Budaya Lokal dalam Pendidikan

9 Juli 2023   19:07 Diperbarui: 9 Juli 2023   19:36 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai bangsa Indonesia kita harus menghormati dan melestarikan warisan budaya lokal yang sangat beragam, karena dari budaya lah bangsa kita memiliki identitas. Kita harus tiru budaya asing yang meskipun memiliki sedikit warisan budaya, tetapi mereka bersikeras melestarikannya demi menjaga identitas. Maka sungguh disayangkan jika kita tidak menghormati dan melestarikan budaya lokal yang sangat beragam dan lebih memilih untuk mencintai budaya asing.

            Pewarisan kebudayaan bisa dilakukan dengan sarana pendidikan, baik formal, maupun nonformal. Agar tradisi kebudayaan hidup dan berkembang setiap masyarakat dapat mewariskannya kepada generasi yang lebih muda melalui pendidikan. Namun dalam konteks kebudayaan banyak orang mempertanyakan pendidikan kita. Mengapa sistem pendidikan tidak memperkuat dan mengembangkan budaya sendiri? Mengapa bangsa kita mudah terpengaruh oleh budaya asing? Mengapa budaya asli tidak dapat menahan intervensi globalisasi yang datang?

            Pertanyaan-pertanyaan ini menggambarkan kegelisahan tentang bagaimana sebenarnya pendidikan berperan. Pendidikan yang selama ini diharapkan sebagai upaya pembentukan perilaku atau proses pembudayaan dan penanaman nilai-nilai kultur, ternyata belum berhasil membawa peserta didik untuk mengembangkan sikap kebudayaan sendiri, justru mereka terperangkap dalam kontak budaya dengan budaya asing. 

Contohnya seperti maraknya masyarakat Indonesia yang fanatik dalam menyukai K-Pop, penyanyi-penyanyi luar negeri, dll, yang mana mereka belum tentu memiliki nilai-nilai yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, bahkan public figure tertentu yang memiliki banyak pengikut menganut ideologi yang tidak baik dan bahkan misi merek menyesatkan 'gen z' yang mudah terpengaruh dari luar, apalagi itu bersumber dari idolanya. Oleh karena itu nilai-nilai yang selama ini melekat dalam masyarakat (kearifan lokal) perlu dikembangkan melalui pendidikan, karena secara tidak langsung dalam proses pembelajaran di sekolah telah terjadi proses pembudayaan kepada peserta didik.

            Berikut adalah jenis-jenis pembelajaran berbasis budaya yang bisa di terapkan dalam pendidikan di Indonesia, baik formal, maupun nonformal:

Belajar tentang budaya ini menempatkan budaya sebagai satu disiplin ilmu. Menurut Sardjiyo dan Panen (2005: 88), budaya sebagai ilmu berarti budaya dipelajari dalam satu mata pelajaran khusus tentang budaya. Mata pelajaran yang menempatkan budaya sebagai ilmu antara lain Seni Rupa, Seni Tari, Seni Musik, Seni Budaya dan Keterampilan, dan sebagainya.

Pembelajaran berbasis budaya yang menempatkan budaya sebagai ilmu cenderung bergantung pada media kebudayaan yang disediakan guru di sekolah, seperti alat musik dan peralatan drama dalam mempelajari budaya maka mata pelajaran budaya di sekolah tersebut akan berkembang lebih baik. Namun banyak sekolah yang tidak memiliki sumber belajar yang memadai sehingga mata pelajaran tersebut menjadi mata pelajaran hafalan dari buku atau dari cerita guru (yang belum valid kebenarannya). Dengan kondisi seperti itu pada akhirnya, mata pelajaran budaya menjadi tidak bermakna baik bagi siswa, guru, dan sekolah.

  • Belajar Dengan Budaya

Dalam belajar dengan budaya, budaya menjadi media pembelajaran dalam proses belajar, menjadi konteks dari contoh-contoh tentang sebuah konsep dalam suatu mata pelajaran. Misalnya, dalam mata pelajaran matematika guru ingin memperkenalkan bentuk bilangan (bilangan positif dan negatif) dalam suatu garis bilangan kepada muridnya. 

Namun, guru tersebut menggunakan tokoh wayang punakawan, guru sebagai dalang bermain wayang Semar untuk membantu memperkenalkan bentuk bilangan tersebut. Tidak hanya matematika, tetapi pembelajaran berbasis budaya bisa diterapkan di berbagai mata pelajaran, seperti pada mata pelajaran IPA materi gelombang bunyi, guru bisa menggunakan alat musik tradisional seperti gong atau bedug , hal ini dapat meningkatkan kemampuan siswa di bidang mata pelajara IPA, menciptakan suasana kelas yang menarik dan menyenangkan dan juga menambah wawasan siswa dalam mengenal jenis-jenis alat musik tradisional.

  • Belajar Melalui Budaya

Belajar melalui budaya adalah salah satu bentuk multiple representation of learning (Dirjen Dikti, 2004: 15), atau bentuk penilaian pemahaman dengan beragam bentuk. Misalnya guru tidak perlu memberikan tes dalam bentuk soal pada topik tentang lingkungan hidup. Tetapi guru bisa memberikan tugas dalam bentuk karya seperi cerpen, lukisan, lagu atau puisi yang menceritakan tentang lingkungan hidup. Mereka bebas mengekspresikan lewat karyanya tentang banjir, tsunami, hutan gundul, gunung yang indah dan lain-lain. Dengan hasil-hasil karya siswa, guru bisa menilai sejauh mana siswanya memahami tentang lingkungan hidup.

Belajar berbudaya merupakan bentuk manifestasi budaya itu sendiri dalam perilaku nyata sehari-hari siswa. Namun dalam pelaksanaannya guru adalah sebagai teladan bagi siswa-siswanya. Dalam belajar berbudaya ini, siswa harus menjaga adabnya di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, seperti menjaga tata krama saat berbicara walaupun dengan teman sebaya, sehingga bisa saling menghormati dan terhindar dari bullying. Siswa juga harus bisa membedakan penggunaan bahasa yang sopan terhadap teman sebaya dan orang yang lebih tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun