Cinta merupakan anugrah yang dititihkan oleh pencipta disetiap hati manusia, ia mengisi setiap relung - relung hati manusia dan menyinarinya sehingga hati penuh dengan cahaya. Setiap manusia mempunyai hak untuk mencintai dan menciptakan sebuha hubungan romantis bersama lawan jenisnya. Namun hubungan percintaan tidak semuanya akan menjadi hal yang indah beberapa berakhir pada kekecewaan.
Hubungan percintaan yang diakui dalam agama hanyalah sebuah pernikahan. Pernikahan adalah ikatan suci yang menyatukan dua insan yang berbeda, dua insan yang saling mengerti saling memahami satu sama lain walau terkadang memiliki perbedaan dalam prinsip dan impian.
Para remaja dewasa kini menanggapi hubungan percintaan dengan gaya yang tak lazin dalam ajaran agama yaitu pacaran. Pacaran bukanlah cara untuk menikmati indahnya kasih sayang yang dititipkan Tuhan. Kita memang harus mengakui bahwa diusia remaja godaan dan datangnya perasaan mencintai selalu datang seaktu waktu, namun apakah kita harus meresponnya dengan melakukan hubungan yang tidak sewajarnya dalam aturan kita ? Jawabannya adalah tidak, kita sepatutnya menunggu, menunggu hingga waktu itu tiba. Mungkin dalam menunggu ada perasaan takut bahwa apa yang kita cintai akan hilang jika kita tidak mengikatnya, Cinta yang sesungguhnya tidak akan hilang dan tidak akan mempunyai rasa takut. Jika kau menunggu cinta, cinta akan meningkatkan kualias dirimu dan akan membuatmu berkembang menjadi insan yang lebih baik. Hal ini dikarenakan cinta yang berkualitas akan datang kemanusia yang berkualitas. Cinta kita adalah diri kita. seberapa baik diri kita dalan menunggu cinta yang sesungguhnya begitu juga cinta yang datang ke kita nantinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H