Pada masa pandemi covid-19 seperti sekarang ini pembelajaran dilakukan secara daring. Keberhasilan kegiatan pembelajaran dikelas dipengaruhi oleh berbagai faktor.Â
Dua faktor penting yang menentukan adalah faktor guru dan peserta didik itu sendiri. Seorang guru dituntut untuk menguasai materi dan terampil menyampaikan materi yang akan diberikan. Cara guru menciptakan suasana dikelas sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar peserta didik. Apalagi dimusim pandemi covid 19 seperti sekarang ini, guru dituntut untuk pandai IT dan menyampaikan materi kepada peserta didik secara menarik. Jika guru berhasil menciptakan suasana yang menyebabkan peserta didik termotivasi dan aktif dalam belajar, maka memungkinkan peningkatan hasil belajar susuai yang diharapkan.
Sebagian besar peserta didik dikelas XI IPS 5 SMA Negeri 1 Godong berpendapat bahwa materi matriks cukup sulit karena matriks adalah materi baru yang belum pernah didapat sebelumnya (di SMP/ MTs). Oleh karena itu pada materi ini diperlukan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model yang dapat digunakan adalah  model Problem Bassed Learning (PBL).Â
Dalam model ini peserta didik diberikan permasalahan yang berkaitan dengan matriks dan mereka diberi kesempatan untuk menyatukan pendapat dari masing-masing anggota kelompok dan mengemukakan pendapatnya dalam bentuk diskusi kelompok.Â
Masing-masing kelompok beranggotakan peserta didik yang memiliki kemampuan heterogen, sehingga dalam suatu kelompok akan terdapat peserta didik berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Diskusi kelompok dengan teman sebaya sangat efektif, sebab bagi peserta didik tertentu bertanya kepada teman sebaya akan lebih mudah dipahami.
Langkah-langkah dalam model PBL ada empat yaitu, penyajian masalah dalam kelompok, pembahasan atau presentasi perwakilan kelompok, evaluasi, skor kemajuan individu dan kelompok. Langkah pertama yaitu penyajian masalah dalam kelompok adalah pembelajaran dilakukan dengan memberikan permasalahan kontekstual yang berhubungan dengan matriks kepada peserta didik yang telah dikelompokkan sesuai anggotanya.Â
Sehingga guru hanya mengarahkan peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan yang sesuai dengan materi matriks. Langkah kedua adalah pembahasan atau presentasi perwakilan kelompok. Pembahasan yang dipimpin oleh guru yaitu dengan cara mengarahkan peserta didik menemukan penyelesaian materi matriks lalu salah satu peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Langkah ketiga adalah evaluasi.Â
Evaluasi adalah tes formatif dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan peserta didik secara kelompok maupun individu yang diberikan kepada peserta didik setelah selesai diskusi. Masing-masing peserta didik bertanggung jawab secara individual untuk melakukan yang terbaik sebagai hasil kerja kelompok.Â
Peserta didik tidak dibenarkan untuk bekerjasama dengan anggota lain. Peserta didik harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan dapat memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok dan juga menjadi indikator perkembangan individu.Â
Langkah keempat adalah penghitungan skor individu dan kelompok. Setelah tes dilakukan perhitungan skor perkembangan individu dan skor kelompok, berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu. Skor kemajuan/ perkembangan ditentukan berdasarkan skor awal terhadap evaluasi baru yaitu evaluasi yang berkaiatan dengan materi pelajaran yang baru saja diberikan.
Penerapan model Poblem Basssed Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik terutama aktif berdiskusi dalam memahami konsep matriks pembelajaran matematika.Â