[caption id="attachment_381898" align="aligncenter" width="501" caption="www.ceritamu.com"][/caption]
Jika maut itu di tangan Allah, kenapa ada kasus meninggal karena bunuh diri? Apakah bunuh diri itu takdir?
Bukan. Bunuh diri itu pilihan. Sebab apa? Karena Allah sendiri melarang kita membinasakan diri sendiri. "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik" (Q.s. al-Baqarah [2]: 195).
Rasulullah juga melarang kita bunuh diri. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.: Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, "Ia yang bunuh diri dengan mencekik dirinya sendiri, di neraka ia akan terus menerus mencekik dirinya sendiri dan ia yang bunuh diri dengan menikam dirinya sendiri, di neraka ia akan terus menerus menikam dirinya sendiri."
Nah, jika bunuh diri dikategorikan takdir, buat apa dilarang? Jika bunuh diri adalah takdir, maka ia tak bisa dihindari. Padahal, bunuh diri termasuk hal yang bathil. Terang benderang peringatan atasnya. Inilah yang menegaskan bahwa: bunuh diri itu pilihan manusia.
Kalaupun ada manusia yang meninggal bunuh diri, maka itu disebut: bertemunya keinginan dengan ketentuan Allah Swt. Ada juga kasus bunuh diri yang gagal, seperti kasus Tessy baru-baru ini. Sudah minum cairan pembersih lantai, tahu-tahu muntah dan dibawa ke rumah sakit. Itu kasus bunuh diri, tapi tidak "bertemu" dengan iradah Allah.
Adapun iradah, itu murni hak Allah. Dia yang lebih paham manusia yang masih layak diberi kesempatan taubat, mana yang "dikabulkan" saja pilihannya.
Maka, jangan binasakan diri kita. Sebesar apa pun masalah, pasti ada jalan keluar. Bunuh diri tidak akan menyelesaikan apa-apa. Malah mendatangkan masalah baru yang lebih akbar: haram masuk surga selama-lamanya.
Na'udzubillah.
Allahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H