Mohon tunggu...
Muhammad Arzil Yusri
Muhammad Arzil Yusri Mohon Tunggu... -

Hidup bukan hanya sekedar tertawa dan hura-hura

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo? Bisa-bisa Saja

27 Februari 2013   08:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:36 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa kabar LHI? Seolah-olah hilang dari permukaan. Dan yang paling mengagetkan lagi adalah pengakuan Direktur PT Indoguna bahwa uang 1 Miliar bukanlah untuk LHI. Kasus LHI memang menjadi sorotan media-media besar indonesia, kurang lebih satu minggu menjadi topnews di berita pagi, siang, bahkan malam. Belum lagi di Liputan tengah malam. Apalagi cacian dan makian yang di lontarkan oleh berbagai pihak, baik di dunia maya maupun nyata.

Tidak ketinggalan juga dukungan dan support dari pusat sampai ke akar kader partai yang mengangkat tema Dakwah itu. Pengangkatan Anis bukan hal yang biasa, karena Anis sosok orator yang bisa membangunkan macan tidur. Dan menggetarkan Trio macan. Saya hanya tersenyum melihat dukungan dan cacian yang dilontarkan. Dan hanya satu yang saya katakan kepada mereka yang bertanya, yaitu " Kita tunggu saja hasil akhirnya"? Takutnya nanti kalau memang ini konspirasi maka jadi malu sendiri, dan kalau memang terbukti maka ikuti jalur hukum yang ada.

Anis berkeliling jumpa kader dan menguatkan kembali di akar-akarnya. Dan terbukti dengan kemenangan Aher-Demiz di Jawa Barat dalam Quickcount  hampir sejumlah lembaga survai indonesia. Walaupun beberapa pengamat mengatakan bahwa ini bukan kemenangan PKS. Tapi itu biasa karena negeri ini bebas dan demokrasi dan setiap orang berhak untuk mengamati.

Setelah Anis tenggelam, muncullah nama Anas. Kalau membahas Anas, saya jadi teringat Monas. Dan Nazarudin sendiri pernah "memerintahkan" Jokowi untuk membersihkan Monas. Kenapa tidak? Karena Anas sendiri pernah bersumpah "Satu rupiah saja saya Korupsi, maka Gantung saya di Monas".

Penetapan Anas tidak begitu meng-wow kan, dikarenakan adanya Sprindik yang bergentayangan disalah satu awak media. Ada kemungkinan bahwa Kasus Anas juga "Konspirasi". Dan Anas sendiri bilang " Ini baru lembaran pertama". Berarti masih banyak lembaran-lembaran lainnya. Dan malahan yang menjadi topik terpanas saat ini adalah ANAS VS CIKEAS.

Beberapa tokoh lintas parpol mendatangi kediaman Anas, mulai dari jalin silaturrahim, memebri dukungan dan bahkan memanfaatkan momentum ini untuk bersinergi menyerang Istana. Tapi Pak Anas bukan sosok yang bisa dimanfaatkan begitu saja. Begitu kata wakil ketum Demokrat.

Kenapa Pihak Istana harus waspada? Karena Anas bukan sosok baru di dunia perpolitikan, dengan pernah menjadi anggota KPU dan juga KETUM DEMOKRAT setidaknya tahu lah rahasia yang ada di Otak Istana dan Partai berjargonkan " Katakan Tidak pada Korupsi" itu. Apalagi Anas pernah bicara bahwa ketika dirinya memenangkan Kursi KETUM DEMOKRAT, dia ibarat bayi yang tidak diinginkan kelahirannya.

Jangan hanya terlena dengan perang Anas VS Cikeas, tapi lupa mengontrol kasus hukumnya. Media lagi dan lagi.

Ini tidak adil, kenapa harus PKS dan DEMOKRAT saja yang di besar-besarkan, begitu kata Sutan Bathugana kepada pak karni ilyas di ILC.  Banyak kok partai-partai lain yang korupsi, Lapindo mau di kemanakan? Tentu ini masalah Parpol yang berlambang pohon beringin itu. Betul kata pak Jusuf Kalla bahwa Korupsi bukan masalah lembaga dan organisasi, tapi korupsi adalah masalah Individu yang ada di Organisasi atau lembaga tersebut.

Tahun  2013 adalah tahun politik. Dan kita akan menyaksikan bahwa siapa lagi dan dari parpol mana lagi yang akan di "munculkan" ke publik kasusnya. Dan untuk saat ini Nama Prabowo dibesar-besarkan sebagai Capres 2014, dan kelihatannya masih adem-adem aja. Pesan saya " Hati-hati pak".  Atau bahkan Anis? bisa-bisa saja. Kita Lihat saja...... Salam.

Ini hanya pikiran liar Dari pengamat amatiran dan sok tahu. heee Salam Damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun