Mohon tunggu...
Aryu Qquh
Aryu Qquh Mohon Tunggu... -

hidup terlalu singkat jika hanya berbicara tentang aku dan aku. padahal hidup tidaklah sesempit kata "aku", masih ada "dia","kita","mereka"."kamu" dan masih banyak yang lain. maka belajarlah untuk mengenal kita semua

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menunggu Senja Berlalu

8 Maret 2013   10:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:07 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

matahari sedikit sekali berbagi cahanya. bukan karena tidak mampu atau enggan, hanya saja sekumpulan awan hitam tebal bersekongkol melawan sinar mentari. butiran air yang menempel di ujung dedaunan dan tanah yang basah menjadi tanda bahwa awan hitam telah meluapkan emosinya. angin yang melintas selepas hujan sangat sejuk dan menyegarkan. tanah yang basah selepas hujan, membagi aromanya yang khas dan menyimpan rindu.

ketika awan hitam mulai memudar, matahari sudah hampir tiba waktunya untuk singgah di belahan dunia yang lain. meninggalkan kegelapan disini. bulan yang belum tentu hadir menerangi malam, tidak membuat khawatir tidak seperti dulu, sekarang banyak benda yang bisa memancarkan cahanya dengan caranya.

dari lantai dua, aku menatap sempit luar jendela. nampak beberapa ujung pohon yang terombang-ambing oleh angin. belum juga puas menerpa dedaunan, angin tersebut berlari menabrak tirai kamar membuatnya terpontang panting ke kanan dan kiri.

teman-teman mulai berdatangan pulang ke rumah membawa celotehan- celotehan mengusir sepi yang sedari tadi diam membisukan rumah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun