Mohon tunggu...
Muchammad Alfarisi
Muchammad Alfarisi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Laki-laki

Kita Semua Setara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cara Mudah Mengalahkan Jokowi dalam Pilpres

16 April 2014   21:28 Diperbarui: 30 April 2018   14:55 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Usai sudah gelaran Pileg 2014. Hasil perhitungan sementara versi QC juga sudah bisa dilihat di beberapa media cetak maupun on line. Tinggal sekarang menunggu real count dari KPU, yang nantinya akan menjadi hasil resmi dan menentukan besaran kursi masing-masing partai di DPR maupun DPRD.

Gerakan partai-partai pasca Pileg juga sudah dimulai, terutama utnuk mencari teman koalisi menuju pilpres, mengingat kemungkinan tidak ada satupun partai politik yang bisa menagjukan Capresnya sendiri. Diantara sekian nama-nama Capres yang sudah beredar, nama Jokowi adalah yang paling berkibar dan diprediksi akan memenangakna Pilpres 2014 ini. Bahkan ada ungkapan, yang menurut saya berlebihan" "Jokowi dipasangkan dengan sandal jepit juga menang".

Sebenarnya ada cara "mudah" mengalahkan Jokowi dalam Pilpres 2014 ini, yaitu doronglah PDIP untuk berkoalisi dengan PKS. kenapa?? Ada beberapa hal yang memungkinkan jika PDIP berkoalisi dengan PKS akan membuat Jokowi kalah, yaitu :

  1. Pemilih dan simpatisan Jokowi rata-rata adalah swing voters yang berpikiran terbuka. Rata-rata mereka tidak mau ataupun tidak cocok dengan PKS beserta cara-cara PKS ataupun simpatisannya dalam berinteraksi selama ini yang dalam penilaian saya cenderung merasa benar sendiri, merasa Islam sendiri (padahal sudah bukan partai islam) dan suka berpandangan negatif terhadap calon ataupun partai lain. Parahnya selama ini yang menjadi korban bullying simpatisan PKS secara masif adalah PDIP dan Jokowi melalui beragam isyu yang menurut saya tidak beradab. Jika kemudian ujung-ujungnya PDIP koalasi dengan PKS, maka sama saja PDIP menghianati simpatisannya yang selama ini mau sukarela membela Jokowi dari serangan-serangan yang masif tersebut. Ujung-ujung mereka akan kecewa dan lari ke calon lain.
  2. Pemilih ataupun simpatisan PKS apa mau untuk memilih Jokowi, setelah mereka menyerang, "memfitnah" dan secara masif melakukan kampanye hitam terhadap PDIP dan Jokowi?? apa mau simpatisan PKS tersebut menjilat ludahnya sendiri?? bagi simpatisan PKS yang masih waras, maka rasanya akan susah untuk memiih Jokowi setelah apa yang mereka lakukan saat ini.
  3. Reputasi PKS sebagai teman koalisi yang kurang baik. Ini sudah ditunjukan oleh PKS sebagai anggota koalisi dalam pemerintahan SBY 2009-2014. Dimana PKS cenderung mau seenaknya sendiri dalam mensukseskan dan mengawal agenda pemerintah di DPR. PKS seolah-olah bermian di dua kaki dan cari aman saja. Ini akan membuat partai-partai politik lain enggan berkoalisi dengan PKS, sehingga akan berat bagi PDIP jika tidak ada Partai lain yang mau ikut dalam koalisinya, karena jika hanya PDIP + PKS di parlemen hanya akan punya kursi kurang dari sepertiga.
  4. Akan menjadi makanan empuk bagi kampanye Capres lain, kenapa?? karena baik PDIP maupun PKS akan di cap sebagai partai yang mencla-mencle. Kemarin saling serang, bahkan kadang diluar nalar dan etika politik dalam menyerang, sekarang menjilat ludahnya sendiri dan berkawan. Apa cukup dijawab dengan "dalam politik tidak ada kawan dan lawan abadi"??? saya kira tidak. Masyarakat sekarang sudah cerdas, akhirnya akan ketahuan kalo serangan kemarin hanya utnuk membodohi publik saja, sekedar mengais suara islam bagi PKS dan suara nasionalis bagi PDIP. Tapi keduanya jika berkoalisi pasti akan dicap tidak punya konsistensi dan ideologi yang pasti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun