Mohon tunggu...
Ary Rizki
Ary Rizki Mohon Tunggu... -

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pahlawan Kebersihan

20 Januari 2015   02:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:47 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di tengah padatnya Kota Bekasi, apa jadinya jika kota ini tidak di rawat di biarkan penuh sampah dan kotor, dengan Aktifitas kota yang maju dan kesibukan masyarakat membuat kuranganya kesadaran pada kebersihan kota, mataku tertuju melihat seorang yang berseragam Orange dengan wajah yang terutup masker hitam, yang dengan semangat mengayuhkan ratusan lidi yang bergemgam di jemarinya sedang menyapu dedauanan kering yang berserakan di pinggir jalan, tangannya begitu cekatan untuk mengumpulkan sampah tersebut lalu meletakaknya di bahu jalan.

Itulah yang dirasakan oleh Bapak Udin yang berusia 45 tahun yang sudah bekerja sebagai tukang sapu jalanan selama 15 tahun, di bawah naungan Dinas kebersihan. Bapak udin tinggal di pinggiran kota bekasi letaknya di desa Bantar Gerbang bekasi Timur, dengan Di temani Seorang Istrinya yang bernama Ruminah dan mempunyai Satu orang anak yang bernama Asep. Sehari–hari Bapak Udin Bekerja dari pukul 08.00 WIB sampai 15.00 WIB Membersihkan sampah yang ada di jalan KH Agus Salim Bekasi Timur, panas Trik matahari serta banyaknya debu yang bertebrangan tidak membuatnya menyerah dan melanjutkan pekerjaan Sebagai Tukang sapu jalanan di Usianya tidak Muda lagi. Saya banyak Melihat para pengguna jalan dari mobil sampai motor, banyak yang membuang sampah di pinggir jalan tanpa memikirkan kondisi jalan tersebut yang sudah di penuhi dengan sampah, akibatnya jika hujan tiba banyak sampah yang tersumbat di selokan air dan menyebabkan jalan tersebut menjadi banjir. Dan ada juga pejalan kaki yang membuang sampah di jalan, padahal jalan tersebut sudah saya bersihkan, Terkadang yang membuat saya jengkel saya melihat pengendara mobil dan motor yang berkendara secara Ugal–Ugalan yang mebahayakan Keselamatan kami sebagai tukang sapu jalanan ungkap bapak Udin.

Seperti Itulah Pekerjaan Saya penuh dengan Semangat,keberanian,kesabaran dan resiko yang besar. Tidak ingin menjadi beban dalam keluarga dan dia juga butuh pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhan Rumah tangganya itulah alasan bapak Udin menjadi tukang sapu jalanan. Dengan penghasilan sebesar 1.050.000 ribu per bulan, serta gaji perhari sebesar 35.000 ribu tanpa uang makan maupun uang lembur, kalau tidak masuk uang ituh akan di potong dengan jumlah dari absennya, ia tidak pernah pernah menuntut lebih dari hasil yg dia dapatkan. karena alasan pendidikan yang membuatnya merasa pantas menerima gaji tidak sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional) yang ada, walaupun ia bekerja di bawah naungan dinas kebersihan.

Dengan penghasilan bapak Yang minim, tentu sangat kurang untuk mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari, terkadang bapak Udin juga masih suka mengutang uang untuk membeli beras di warung tetangga, Oleh karena ituh untuk menambah penghasilan istri saya Ibu Ruminah yang berusia 40 Tahun, Bekerja sebagai Tukang Cuci di rumah tetangga dengan penghasilan sekali cuci mendapatkan 10 ribu rupiah, walaupun uang yang di terima tidak besar tapi cukup membantu untuk jajan sekolah Asep.

Asep berusia 17 tahun yang masi duduk di bangku sekolah kejuruan semester Akhir, sehabis pulang sekolah Asep selalu membantu kedua orang tuanya untuk mencari Uang dengan cara mengamen di jalan, dan membatu mencari barang bekas. Walalupun di usianya yang muda dan masih harus banyak belajar demi masa depannya, Asep tidak malu dengan teman–temannya karena dia membantu kedua orang tuannya untuk mencari uang. Dengan Biaya sekolah Asep yang Besar bapak selalu berharap Kepada Asep agar Asep bisa lulus Sekolah dengan nilai yang sempurna, dan Asep bisa mendapatkan Beasiswa untuk melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi Nanti.

Dengan pekerjaan yang berat Bapak Udin selalu Bersyukur dengan Penghasilan yang didapatkanya, dan mejalaninya dengan Ikhlas. Bapak Berharap agar Pemerintah maupun Dinas Kebersihan mau memperhatikan kami sebagai Tukang sapu jalanan, dan jangan menganggap rendah pekerjaan kami, kalau bukan kami siapa lagi yang akan menyapu jalanan. Padahal hampir bisa di pastikan dengan bersihnya kota Bekasi dari hasil kerja keras kami, semua masyarakat dapat merasakan manfaat dan kenyamanannya di kota ini. Inilah yang menjadi tugas Pemerintah kota Bekasi untuk mensejahterakan mereka para Pahlawan Kebersihan kota.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun