Body shaming adalah tindakan merendahkan penampilan seseorang. Pelaku membanding-bandingkan penampilan seseorang dengan standar kecantikan tertentu hingga korbannya merasa malu, terhina, tidak percaya diri, bahkan mengalami gangguan mental. Bukan tak mungkin juga depresi, lalu bunuh diri. Tak pandang bulu, siapapun bisa menjadi korban.
Praktiknya macam-macam, mulai dari mengirimkan pesan berupa hinaan, seperti ejekan terhadap bentuk wajah, warna kulit, dan postur tubuh seseorang melalui media sosial, nonverbal hingga verbal.
Di Korea Selatan, persoalan body shaming menarik dicermati. Korean Wave (istilah Indonesia: demam Korea) memberikan warna baru bagi standar kecantikan yang sarat kepentingan. Munculnya idol Korea Selatan yang dibungkus dalam berbagai produk hiburan menghipnotis para pencintanya, baik dalam maupun luar negeri. Kapitalis yang bermain dalam produk kecantikan dan industri hiburan berperan besar menggiring orang-orang mengubah standar kecantikannya. Agar bisa tampil layaknya idol: berkulit putih, berdagu V, dan berparas cantik mereka melakukan berbagai perawatan. Operasi plastik menjadi wabah yang tak bisa dibendung di Korea Selatan. Mereka yang berbeda, dalam beberapa cerita, dihina karena dianggap jelek, tidak sesuai dengan standar kecantikan tersebut.
Satu filem, tepatnya drama Korea (drakor), menunjukkan peliknya praktik body shaming dalam kehidupan Korea Selatan. Meskipun drakor ini mengklaim bahwa isi cerita fiktif, tapi situasinya bisa menggambarkan kondisi masyarakat di Korea Selatan, terutama dalam memotret isu kecantikan dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Drakor tersebut adalah True Beauty (2020).
Drama True Beauty bergenre komedi romantis yang disutradarai oleh Kim Sang Hyub dan Lee Si Eun sebagai penulis naskahnya, berkisah tentang Im Ju Gyeong seoarang anak adopsi yang diperankan oleh Moon Ga Young. Drakor ini tayang pada tahun 2020 dalam 16 episode. Sebelumnya, drama True Beauty populer dalam versi web kartun dengan judul The Secret of Angel yang ditulis oleh Yaongyi. Baik drakor True Beauty maupun web kartunnya, sama-sama mendapat tempat di hati khalayaknya.
Tulisan ini menunjukkan bagaimana body shaming digambarkan dalam drakor True Beauty, serta respon khalayak setelah menontonnya.
Tampilan Body Shaming
Dalam 16 episode, setidaknya ada 18 adegan yang erat dengan praktik body shaming. Ada adegan di mana Im Ju Gyeong yang merupakan tokoh utama dalam cerita ini duduk di antara keluarganya dan tengah membicarakan fisik Im Ju Gyeong. Mereka mengatakan bahwa Im Ju Gyeong membutuhkan operasi plastik. Keluarga yang terdiri dari nenek, kakek, paman, sepupu, bibi bahkan menunjuk dan menertawakan Im Ju Gyeong. Keluarga yang harusnya menjadi tempat teraman dan ternyaman bagi anak-anak, menjadi tempat yang mengerikan dan memproduksi body shaming.
Pada lingkungan bermain, ada adegan yang memperlihatkan Im Ju Gyeong yang dicemooh teman-temannya dengan mengatakan Im Ju Gyeong adalah "monster jelek". Saat itu, Im Ju Gyeong menonton serial anime kesukaannya, seorang peri yang berubah menjadi cantik karena riasan. Lalu ia mendandani dirinya seperti serial anime yang ditontonnya dan mendatangi teman-temannya di sebuah taman. Bukannya mendapat pujian, Im ju Gyeong justru dihina. Mereka mengatakan bahwa ia mirip monster dan menyumpahinya agar mati.
Di sekolah, body shaming yang diterima Im Ju Gyeong lebih beragam dan kompleks. Ada adegan di mana Im Ju Gyeong yang dipanggil dengan sebutan "pangsit" dan juga "gadis pesuruh" oleh teman sekelasnya. Ia pun menjadi korban bully di media sosial. Ia bahkan ditolak cinta oleh kakak kelasnya dan dikatai tidak cantik dan menyuruh bercermin (sadar diri). Aksi itu ternyata direkam dan tersebar di media sosial. Â Im Ju Gyeong nyaris bunuh diri.
Selain kata-kata ejekan "monster", "pangsit", "gadis pesuruh", ada pula ungkapan "jelek" dan "dia membutuhkan operasi plastik". Semua kata-kata itu muncul dari mulut keluarga dan teman-temannya. Tak cantik berarti mirip monster yang mengerikan, seperti pangsit bercampur mie berkuah dan daging cincang yang semrawut, identik dengan pembantu rendahan yang tidak menjaga penampilannya, dan perlu melakukan permak wajah alias di operasi plastik. Cap tersebut didapat Ju Gyeong sejak kecil hingga besar.