Tak dapat dipungkiri kebutuhan alutsista dalam negeri guna memenuhi Minimum Essential Force (MEF) merupakan kebutuhan yang penting bagi penguatan dan pertahanan alutsista dalam negeri. Kebutuhan untuk menuju MEF saat ini terus dirancang oleh pemerintah, yang dalam hal ini Kementerian Pertahanan guna merancang agar alutsista dalam negeri memiliki modernisasi yang sesuai dengan standar.
Perlahan namun pasti, kesadaran untuk mengembalikan kejayaan industri strategis, termasuk bidang pertahanan telah muncul kembali. Apalagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan kebijakan revitalisasi industri strategis, dan saat ini sudah terbentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang diketuai Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
Seperti kita ketahui, pada tahun 90-an, Indonesia memiliki sekurang-kurangnya sepuluh industri strategis yang layak disebut mercusuar. Dari industri pesawat terbang, kapal, senjata tempur, hingga elektronika. Siapa yang tak kenal IPTN, misalnya. Namun krisis ekonomi dan dinamika politik tahun 1998-ansedikit banyak meminggirkan industri ini, bahkan sampai pada fase yang sangat buruk.
Pada saat-saat krisis tahun 98-an itu, ada industri dalam negeri yang bangkrut dan bahkan tak mampu bernafas untuk bergerak dalam memproduksi industri pertahanan. Dan dalam hal ini pentingnya KKIP untuk memastikan terus berjalannya dan berkembangnya industri dalam negeri agar terus berkarya dan menghasilkan produk-produk dalam negeri yang mumpuni.
Kita patut berbangga, saat ini adanya perhatian secara khusus dari pemerintah, yang dalam hal ini adanya turun tangan dari KKIP untuk terus memajukan dan menguatkan industri strategis dalam negeri agar dapat berdaya dan mampu memproduksi alat-alat persenjataan yang kuat, modern, dan juga mampu bersaing dengan alutsista luar negeri. Inilah yang tentu saja kita harapkan bersama.
Karena itu Indonesia harus bangkit kembali untuk membangun industri strategis pertahanan dalam negeri. Industri strategis, harus menjadi salah satu kekuatan Indonesia di era modernisasi, dan mengembalikan kejayaan industri strategis dalam negeri. Itu pasti.
Walaupun kita mengetahui pemerintah dalam hal iniKementerian Pertahan terus mengincar alutsista yang berkualitas tinggi yang merupakan target utama dalam memperkuat alutsista dalam negeri. Pembelian main battle tank (MBT) Leopard 2 dari Jerman yang merupakan tank berat terbaik di Indonesia saat ini tinggal menunggu didatangkannya di Indonesia pada tanggal 5 Oktober 2012. Dan yang pasti, dengan didatangkannya MBT Leopard itu akan memberikan inspirasi bagi pengembangan industri dalam negeri.
Sehingga penting adanya transfer of technology (ToT) dari Leopard 2 itu nantinya diharapkan industri strategis dalam negeri mampu memenuhi target tersebut. Ini yang tentunya kita harapkan semua.
Begitu juga dengan alutsista modern lainnya, diharapkan adanya ToT yang dapat dilakukan industri strategis dalam negeri. Tentu saja ini harus menjadi perhatian dengan mendorong terus peningkatan kapasitas produksi industri di dalam negeri.
Tentu saja alutsista yang modern akan menjadi kebanggan kita semua sebagai bukti bangsa yang besar. Kami semua cinta alutsista modern bagi kemajuan Indonesia. Jadi sekali lagi alutsista.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H