Mohon tunggu...
Aryono Wibowo
Aryono Wibowo Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN SUNAN KALIJAGA semester 1 TA 2013/2014 fak. Ilmu Sosial dan Humaniora. prodi Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sisi Lain Waria

24 Desember 2013   19:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:31 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika anda mendengar kata Waria, apa yang anda pikirkan? Pengamen? Pemaksaan? atau hal- hal yang berhubungan dengan dunia malam? Bahkan mungkin masih ada diantara anda yang meremehkan bahkan mencaci-maki mereka.Yah, dulu saya sendiri juga berfikiran seperti itu, namun jika kita mau lebih dekat dan menghargai mereka, kita akan mendapat pengalaman yang sangat luar biasa dan kita tidak akan menduga bahwa kaum yang oleh sebagian masyarat di pandang sebagai sampah masyarat bisa berbuat sangat mulia, terlepas dari bagaimana sebuah agama memandang kaum transgender ini. Yah, pengalaman bertemu mereka biasanya hanya kita lakukan diperempatan lampu merah, itupun hanya sekilas ketika kita memeberikan receh.

Pernahkah anda membayangkan kaum waria memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi terhadap sesama? Yah, saya rasa hal ini tidak terlalu berlebihan mengingat apa yang sudah mereka lakukan. Hal-hal yang mereka lakukan pun sangat sederhana, namun pengaruhnya sangatlah besar. Kaum waria Di Yogjakarta contohnya, mereka membuat beberapa komunitas, salahsatunya e-benazer. Dimana komunitas ini mertujuan untuk membantu anak-anak jalanan, mewadahi kaum waria, dan juga melakukan pelatihan-pelatihan yang bertujuan untuk mengarahkan bakat dan minat para anggotanya. Komunitas e-benezer ini pun memiliki kegiatan-kegiatan rutin, diantaranya pertemuan rutin para anggotanya dan juga pertemuan dengan pihak Pemerintah maupun Dinas Sosial. Komunitas ini pun juga mewadahi anak-anak jalanan yang terlantar Di Jogja. Merekapun memulangkan kembali anak-anak terlantar tersebut ke kampong halaman mereka. Dari mana sumber dananya? Selain untuk membeli makan sehari-hari, membayar kost, dan juga mengirim uang untuk keluarga mereka dikampung, mereka juga menyisihkan sebagian penghasilan mereka yang tak tentu tersebut sebagai kas komunitas. Bagaimana dengan Pemerintah? Pemerintah melalui Dinas Sosial sebenarnya juga sudah memberikan bantuan berupa uang, namunn bantuan tersebut hanya cukup untuk membeli snack ketika mereka menyelenggarakan sebuah pertemuan rutin setiap bulan. Kita perlu mengapresiasi kegiatan dan apa yang sudah mereka lakukan untuk masa depan negri ini.

Jika mereka tidak sepeduli ini, lalu mau jadi apa anak-anak jalanan itu? Sementara disisi lain, mungkin ada diantara kita yang menggendong dan menyayangi binatang peliharaan, bahkan sampai menghabiskan jutaan rupiah hanya untuk perawatannya saja, sedang setiap hari anda melihat anak-anak terlantar, kemiskinan dimana-mana. Coba bayangkan jika jutaan rupiah tersebut kita beri kepada orang-orang yang membutuhkan, pasti manfaatnya akan jauh lebih terasa dan banyak. Binatang peliharaan tidak akan kita bawa sampai mati, namun amal kita lah yang akan kita bawa sampai kapanpun. Jadi, mari kita sama-sama tidak mengasingkan anak negri kita sendiri, mereka juga punya kehidupan dan ingin memiliki masa depan yang berbeda.



Oleh karma itu, merilah kita mendukunghal-hal positif yang sedang mereka lakukan. Jangan menutup mata tentang mereka karma mereka ada di sekitar kita, tapi rangkul lah mereka. Kaum waria bukanlah kaum kriminal, mereka juga manusia biasa yang ingin bersosial dengan selayaknya manusia biasa. Mereka tidak berlu dihormati seperti pejabat, mereka hanya ingin pengakuan dan hak yang sama di masyarakat. Hak untuk mendapatkan pekerjaan, hak perlakuan yang sama seperti manusia yang selayaknya, bukan malah meremehkan dan mencaci maki. Karna disadari atau tidak, diskriminasi terhadap kaum waria masih sangat tinggi, terutama dalam hal mencari pekerjaan. Karma itulah mereka terpaksa menjadi pengamen, dan pekerja seks. Ini adalah tanggung jawab kita bersama, sperti yang telah diamanatkan oleh undang-undang bahwa setiap warga Negara memiliki hak yang sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun