Hidup kita dipenuhi pertanyaan. Bisakah ini semua berjalan dengan sebagaimana mestinya? Perasaan-perasaan yang mengawang-awang kadang menghantui perjalanan kita dalam meniti langkah demi langkah. Dalam tulisan kali ini, kita akan bersama-sama menyusuri bagaimana tiga poin dalam kehidupan saya bisa menjadi inspirasi untuk pembaca.
Tiga Poin yang Menguatkan
Mencintai, menghidupi, dan melepaskan menjadi secangkir pembahasan yang akan kita lalui bersama pada coretan hari ini. Mengapa saya mengambil topik ini? Sebelum saya membuat tulisan ini saya membaca buku dari Desi Anwar yang berjudul tweets for life. Ya, buku ini sangat sederhana karena hanya ada kutipan kata kata dan fotografi yang diambil oleh Desi Anwar dalam bukunya untuk menghiasi tiap kata yang telah ia buat. Dari banyaknya kutipan yang telah ia tulis, ada satu kalimat begini, "Pandanglah hidup sebagai perjalanan dan arti hidup sebenarnya terletak pada perjalanan itu sendiri dan bukan pada tujuannya" lalu saya mencoba untuk membuat kalimat yang mirip dengan rangkaian kata tersebut.Â
Lalu setelah saya membuka, membaca dan mencoba memahami tiap halaman pada buku tersebut serta membuat untaian kata ku sendiri, kucoba berhenti dan merefleksikannya. Akankah ini hanya kata yang terbesit karena kehampaan, atau mencoba menyadari bahwa tidak semua wajib menjadi milikku. hening dan bising, hening di luar, bising di dalam, hening di luar tubuh, bising dalam pikiran, berdialog hebat memahami dan mengintrospeksi.Â
Kadang hidup seperti itu. Â Tidak harus lari, jalan pun bisa. Sudah lelah, berhentilah sejenak. Merasa tertinggal? Tidak apa, Kita rehat bukan untuk kalah, namun mempersiapkan untuk misteri hebat ke depannya. Menguatkan sendi kaki, mengembalikan sehat jiwa raga, dan kembali bersemangat serta berbicara dengan orang yang ada di cermin, saya bisa, kamu pun juga bisa.
Saya menghidupkan momen dalam setiap langkah sangatlah penting. Berharga karena ini tidak bisa diulang lagi, penuh haru karena ini akan berlalu begitu saja. Bersyukur, karena saya dapat melalui semua ini dengan berbagai emosi di dalamnya.
Berani Melepaskan, Kunci Hidup yang Tenang
Mencintai tiap detik. Kurasa kita terlalu sibuk mengurusi begitu banyak hal yang sampai sampai kita tidak bisa merasakan cinta. Mencintai tiap momen, tiap menit, tiap harinya menjadi suatu bumbu manis untuk segala hal yang kita jalani. Karena detik ini, tidak mungkin akan sama dengan 2 detik yang akan datang, tidak sama pada 20 detik yang akan datang dan juga tidak sama dengan 20 tahun usia kita bertambah. Detik berganti detik, dengan begitu momen berganti momen.Â
Kita tidak mempertahankan apa yang memang sudah lewat dan apa yang memang bukan sepenuhnya kepunyaan kita, kadang memang selalu berjuang untuk membuktikan bahwa kita pantas untuk memilikinya. Namun, kita juga mempunyai 2 pilihan, menemukan namun berujung kekecewaan, atau memilih melepaskan namun dengan penuh keikhlasan yang berbuah ketenangan.Â
Menjadi ikhlas dan melepaskan merupakan anugerah terindah jika kita dapat menghayati maknanya. Kini, mari kita bersama-sama, berjalan kembali dan berusaha untuk mengikhlaskan segala yang terikat, yang menghambat dan mengundang untuk hal yaitu kepastian, kenyamanan, dan kebahagiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H