Pengantar
    Dalam proses mengenali dan memahami hal yang ingin kita kuasai perlu adanya sistem yang dapat membantu kita untuk sampai pada goals yang sudah ditentukan. Ketika sudah menentukan tujuan dari proses penguasaan materi yang kita butuhkan, ada sebuah sistem yang perlu dibangun dalam kelancaran menuju pada keberhasilan tujuan.
    Seiring berjalannya waktu,  kadangkala kita merasa bahwa sistem yang sudah kita bangun itu merupakan sistem yang sangat bagus, bahkan sistem itu diadaptasi dari influencer atau content creator yang sangat ahli di bidang itu. Dari perasaan "cukup puas" dengan melihat dan mengadaptasi sistem dari para expertise di bidangnya, kita akan merasa terbebani karena sistem yang mereka buat tidak sesuai dengan ranah atau gaya belajar kita.
Â
Mengenali rasa
    Manusia terdiri dari IQ dan EQ yang mana keduanya harus seimbang dalam  keseharian. Jika hanya dominan di salah satunya, maka akan terjadi ketidakselarasan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dalam pengenalan akan lingkungan sekitar inilah yang akan membawa pada keseimbangan berpikir. Keseimbangan berpikir membawa pada pemahaman yang lebih mendalam dan bisa menjadi acuan untuk tindakan yang diambil.Â
Melalui percobaan B.F Skinner dalam teorinya yang memiliki tajuk "Operant Conditioning Theory" yang memasukkan tikus ke dalam sebuah kotak yang mana kotak tersebut memiliki dua saklar, masing masing berwarna merah dan biru untuk si tikus dapat mengambil makanan. Ketika warna lampu sudah merah, maka tikus akan tersengat karena saklar yang disentuhnya memiliki daya listrik untuk "menghukum" si tikus. Teori ini berkaitan erat dengan konsep "reward and punishment."
    Mengenali rasa berarti mengenali lingkungan. Tidak hanya konsep diri, namun pengenalan akan sekitar melalui stimulus kita juga sangat diperlukan. Dengan mengenali sekitar, perilaku dan kebiasaan kita lambat laun akan mengikuti konteks tempat tersebut. Sikap adaptif inilah yang dapat membuat kita mengenali tipe belajar yang sesuai dengan diri dan selaras dengan lingkungan sekitar agar tidak menimbulkan hal yang menyimpang dari tujuan awal kita. Dengan begitu, persepsi dan sensasi yang kita bangun merupakan fondasi awal dalam perjalanan panjang menuju tujuan baik kita.
Â
Tipe belajar menentukan prestasi belajar
    Kegagalan dalam belajar bukan murni dan sepenuhnya dari diri kita. Mungkin saja kita belum menemui tipe belajar yang sesuai dengan diri. Belajar itu sulit karena bisa jadi persepsi kita terhadap mata pelajaran tersebut sudah tidak baik, sehingga kita pun tidak merasa santai dan senang dalam mengikuti proses berlangsungnya pembelajaran. Dengan mengenali tipe belajar kita yang sesuai dengan kepribadian (personality) kita, maka kita akan dengan mudah sampai pada prestasi dan tujuan belajar kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H