Di Jakarta khususnya di wilayah Tanjung Priok Jakarta Utara, kalau anda sakit parah saat tanggal 17 Agustus saya pastikan akan meninggal. Tragis? Sekali lagi saya pastikan nasib anda memang akan berakhir tragis. Saya tidak berlebihan. Saya ceritakan pengalaman saya berkunjung ke tempat teman di daerah Rawa Badak, Tanjung Priok, Jakarta hari ini. Teman saya kebetulan bertempat tinggal di perkampungan padat penduduk. Jalan perkampungan  tersebut sebenarnya cukup lebar dan dapat dilalui kendaraan roda empat termasuk bus ukuran sedang. Ada juga yang berupa gang tapi tetap dapat dilalui motor dan mobil. Menjadi masalah saat 17 Agustus, jalan atau gang tersebut berubah menjadi arena lomba. Atas nama kemerdekaan, jalan atau gang tersebut ditutup serentak tanpa pemberitahuan. Alhasil kita tidak dapat masuk ataupun keluar selain dengan berjalan kaki. Anda bisa bayangkan betapa sulitnya seandainya ada yang sakit dan harus segera dievakuasi ke Rumah Sakit. Untuk sekedar berkunjung ke rumah teman saja hari ini saya harus berputar-putar seperti terjebak dalam labirin. Saya mengerti kondisi ini disebabkan kurangnya lahan. Teman saya pun meminta saya maklum karena ini hanya terjadi setahun sekali. Biarpun mengerti, saya tetap protes karena kondisi ini terjadi juga saat warga daerah tersebut mengadakan hajatan perkawinan. Mereka juga seenaknya menutup jalan. Harapan saya pemerintah daerah membuat aturan soal ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H