Mohon tunggu...
Ary Mamuju
Ary Mamuju Mohon Tunggu... Guru -

Tinggal di Kota Mamuju

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Santai Dong, Ini Lampu Merah bukan Pacuan Balapan Kuda

11 April 2018   12:14 Diperbarui: 11 April 2018   12:19 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa bulan lalu, pokoknya sudah lebih  dua bulan lah, saya sempat nonton  acara televisi  yang menayangkan acara talk show,  bukan "ini Talk show "  yang dibawakan komedian  Sule sama Andre  ya...Tapi acara yang punya rating cukup bagus di salah satu stasiun tv swasta, bukan berarti acaranya Sule sama Andre gak bagus. Acaranya sendiri membahas tentang beberapa kasus-kasus sosial yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Kasus-kasus tersebut kemudian memunculkan berbagai bentuk protes sosial yang sebenarnya cukup sederhana namun kalau kita yang mengalaminya kadang kesal juga.

Satu hal yang cukup menarik dibahas sampai-sampai saya betah nongkrongin acara tersebut dengan tidak mengganti chanel yang lain adalah kebiasaan kita atau sebagian diantara kita,  ketika berkendara kadang membuat beberapa orang kesal walau mungkin kita tidak menyadarinya. Apa Itu???

Jawabannya : Membunyikan klakson kendaraan (motor atau mobil) Sepersekian detik setelah lampu  hijau baru menyala. Iya...Pasti agan-agan ada yang pernah mengalaminya. Kebayang tidak, pas kita lagi berhenti karena lampu merah menyala kemudian dibelakang sudah menumpuk juga kendaraa lain ikut ngantre, tidak lama lampu hijau menampakkan diri, sepersekian detik kemudian kita langsung mendengar bunyi klakson yang dipencet sama pengendara yang dibelakang, gak sekali tapi berkali-kali..kesel gak..pasti kesal, kalau gak kesal berarti agan-agan orang yang gak bisa marah..he..he.

Saat itu rasanya kita pengen teriak  "Wee...santai dong, ini lampu merah  bukan pacuan balapan kuda".Tapi ya begitu, ujung ujungnya paling kita hanya berguman "sabar hati, mungkin dia lagi buru buru atau nasinya hangus dirumah karena kompor lupa di matiin waktu mau pergi". Atau terlintas muncul di pikirin kita sekalian pakai baju dengan tulisan dibelakang "Perhatian!!! dilarang bunyikan klakson pas lampu hijau baru menyala, kalau mau cepat... terbang saja".He..he...jangan ada yang marah ya.

Yah...itulah contoh  kejadian kejadian sederhana yang sering terjadi disekitar kita dan bahkan, kadang kita sendiri mengalaminya, saya sendiri tinggal di Mamuju,  Ibu Kota Provinsi termuda di Indonesia (Sulawsi Barat).Saya masih  ingat 15 tahun yang lalu Mamuju belum menjadi Ibu Kota Provinsi, sehingga aktifitas ekonomi belum seramai  sekarang. 

Seiring berjalannya waktu, Mamuju yang saat itu belum ramai oleh kendaraan yang lalu lalang dijalan dan bahkan saat itu belum ada lampu merah, perlahan lahan berubah menjadi kota yang mengalami peningkatan volume kendaraan di jalan raya sejalan dengan meningkatnya aktifitas masyrakat. Lantas, Bagaimana dengan DKI Jakarta, saya tidak perlu lagi menjelaskan bagaimana kompleksnya persolan yang ada di Ibu Kota,  terutama persoalan transportasi, cukup kita melihat dan mendengar dari apa yang ditampilkan media (televisi). Semakin meningkatnya aktifitas transportasi yang ada disuatu wilayah atau kota maka akan memunculkan berbagai macam persolan sosial didalamnya. Itu sudah Pasti!!

Namun demikian kesadaran  atau etika dalam berkendara hendaknya perlu diperhatikan mengingat bukan hanya kita yang memanfaatkan fasilitas umum yang ada. Kita hidup dalam tatanan masyarakat yang beragam, dengan segala jenis karakter disetiap individunya, yang tentunya dengan sedikit gesekan dapat memicu konflik yang merugikan kedua belah pihak. Sehingga ketika muncul protes-protes sosial baik dalam bentuk media tulisan maupun karikatur saya pikir itu hal yang wajar selama caranya benar.

Salam Damai Indonesiaku!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun