Mohon tunggu...
Ary Gunawan
Ary Gunawan Mohon Tunggu... Guru - Penikmat Buku, Pecinta Robotika, dan Pemerhati Pendidikan

Guru IPA SMP Muhammadiyah 3 Depok, Founder TATAP MAYA dan Penggerak @belajaripa.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Liburan Produktif ala Mugadeta

8 Februari 2016   13:09 Diperbarui: 8 Februari 2016   13:46 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Miris. Itu yang pertama terbersit di benak saya ketika membaca sebuah meme yang intinya mengatakan bahwa "Sekolah adalah Penjara." Sungguh sangat kontradiktif dengan prinsip yang dikembangkan Bapak Pendiidikan Ki Hajar Dewantara. Sekolah seharusnya menjadi taman yang menyenangkan dan memberikan kegembiraan.

Joyfull Learning, atau dikenal pula dengan Pembelajaran Menyenangkan, menjadi trend positif dalam dunia pendidikan kita. Siswa (sekarang disebut sebagai peserta didik untuk menghindari bias gender), oleh sebagian kalangan dinilai berada dalam kondisi penuh tekanan (stress) berlebih. Hal ini terjadi karena orientasi pendidikan kita (tidak semuanya) masih menekankan pada kemampuan kognitif sebagai tolak ukur utama dengan sedikit mengesampingkan aspek afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). 

[caption caption="Outing Class SMP Mugadeta"][/caption]

Salah satu kegiatan Joyfull Learning bisa diterapkan adalah melalui pembelajaran kontekstual dan pembelajaran di luar kelas (outdoor learning activity). Inilah yang diterapkan oleh SMP Muhammadiyah 3 Depok (SMP Mugadeta) beberapa waktu lalu. SMP Mugadeta mengadakan outing class berbasis alam ke Pantai Drini dan Baron, Gunungkidul. Siswa diarahkan untuk memahami alam dan belajar langsung mengenai gejala alam baik biotik maupun abiotik.

Outing class dilaksanakan pada hari Minggu, 7 Februari 2016. Sengaja dipilih pada long weekend dengan harapan bisa mengisi kegiatan liburan dengan kegiatan positif dan produktif. Selain itu, pembelajaran yang diperoleh siswa lebih komprehensif, tidak sekedar sains (IPA) tetapi juga belajar bersosialisasi, berkomunikasi, dan etika wisata yang sesuai.

[caption caption="Berpose di Bukit Drini"]

[/caption]

Budaya Selfie dan Grouppie 

Generasi 2000an merupakan generasi digital alias digital native. Alat komunikasi dan gadget sudah menjadi bagian dari gaya hidup mereka sejak kecil Salah satunya adalah budaya selfie atau groppie untuk mengabadikan momen penting. Kebebasan dalam berkreasi inilah salah satu kompetensi (Skill) abad 21 yang perlu dikembangkan. Terlebih lagi, kita sudah memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sejak 1 Januari 2016 yang lalu.

[caption caption="Budaya Selfie dan Grouppie"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun