Pengalaman merupakan guru terbaik dalam hidup. Ketika kita diberi kesempatan untuk memulai hal baru, kita tentu dihadapkan dengan beradaptasi atau menyesuaikan diri. Dengan memiliki banyak pengalaman yang mengharuskan kita jauh dari orang tua dan lingkungan berbeda-beda justru membuat kita lebih banyak belajar dari pengalaman.
Kebiasaan saat bersama orangtua, lingkungan rumah yang kita rasakan setiap hari, dan rutinitas rutinitas yang kita lakukan biasanya tentu harus kita reset saat berada di perantauan untuk menimba ilmu dengan membawa harapan dan tujuan yang harus dicapai. Hal ini tentu akan sering kita rasakan sebagai mahasiswa rantau, yaitu Homesick.
- Apa itu Homesick?
Homesick adalah perasaan stress yang diakibatkan jauh dari rumah ataupun lingkungan dan orang orang yang terasa asing. Biasanya disertai dengan perasaan rindu suasana rumah. Mahasiswa yang mengalami homesick juga dapat merasakan cemas yang berlebih, tidak dapat fokus dan dapat menarik diri dari lingkungannya yang baru. Homesick juga dapat diartikan kangen kampung halaman, kangen keluarga dan orang orang yang ditinggalkan di tempat asalnya.
Pasalnya, homesick ini bukan merupakan gangguan emosi atau penyakit mental. Homesick bisa terasa karena kebutuhan naluriah seseorang yang membutuhkan kasih sayang dan rasa aman. Munculnya perasaan ini pada mahasiswa rantau tentu sangat wajar terjadi, karena perasaan ini merupakan gelombang emosi yang bisa datang dan pergi.
- Apa Penyebab Homesick?
Menurut Turber dan Walton, penyebab atau gejala dari homesick dapat dilihat dari 4 aspek ini.
1. Aspek Emosi
Pada saat Mahasiswa Rantau berpindah ke lingkungan baru tentu akan merasakan keresahan dan muncul berbagai emosi negatif, seperti tidak sesuainya lingkungan yang baru dengan apa yang diharapkan dan ketidakpuasan akan hal tersebut
2. Aspek Fisik atau Somatik
Mahasiswa Rantau akan merasakan ketidaknyamanan pada orang yang baru dikenal, maka dari itu dapat menyebabkan kesusahan dalam melakukan hal baru. Mahasiswa rantau juga dapat mengalami perubahan kondisi fisik karena hal tersebut. Seperti insomnia, nafsu makan berkurang, sampai gangguan pencernaan.
3. Aspek Sosial
Mahasiswa rantau yang mengelami homesick juga akan mengalami kesusahan dalam proses penyesuaian diri terhadap lingkungan baru yang berakibatkan kesulitan untuk berinteraksi dengan orang baru bahkan sampai menarik diri dari lingkungan yang terasa asing.
4. Aspek Kognitif
Pada aspek kognitif ini biasanya mahasiswa rantau yang mengalami homesick akan ditandai dengan sulitnya berkonsentrasi yang disebabkan oleh pikiran yang selalu memikirkan tentang rumah dan perasaan ingin pulang.
Dampak yang diakibatkan dari homesick sangat besar terhadap mahasiswa yang kurang persiapan untuk jauh dari lingkungan rumah. Rasa homesick juga muncul karena kondisi di perantauan yang sedang tidak menyenangkan atau timbulnya perasaan kesepian dan membandingkan dengan kondisi dirumah bersama keluarga.
Oleh karena itu, hal - hal yang dapat kita lakukan agar tidak merasakan homesick yang terlalu larut adalah dengan menyibukkan diri dengan aktivitas yang kita suka, sering menghubungi keluarga dirumah, dan menetapkan rutinitas pribadi. Dengan begitu, kita akan meminimalisir homesick yang bisa menyerang mahasiswa rantau kapan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H