PAMATOUR (Participatory Mapping of Tourism Object) adalah program pengabdian masyarakat oleh tim dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Indonesia kepada Desa Wisata Jernih Jaya yang berbasis survei dan drone mapping untuk mendukung pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Program ini didasarkan pada IPTEKS sehingga dapat mendorong dan meningkatkan daya tarik Desa Wisata Jernih Jaya. Program ini melibatkan berbagai civitas akademika FMIPA UI, seperti mahasiswa hingga dosen. Jarak lokasi yang sangat jauh dari UI tidak mematahkan semangat mahasiswa untuk menjalankan program sehingga program berjalan dengan baik.
Program ini didanai langsung oleh Direktorat Kemahasiswaan Universitas Indonesia yang dibimbing oleh Dr. rer. nat. Eko Kustratmoko, MS. untuk memberikan berbagai manfaat. Manfaat tersebut mencakup, yaitu meningkatan kesadaran masyarakat tentang potensi pariwisata dan pengembangan pariwisata, menjadikan Desa Jernih Jaya sebagai desa wisata berkelanjutan dan inklusif, serta memberdayakan masyarakan dalam proses pemetaan sehingga dapat dijadikan landasan perencanaan pariwisata. Program ini berkolaborasi dengan berbagai pihak lokal, seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), warga, dan lainnya yang dilaksanakan pada tanggal 8 hingga 13 Agustus 2024.
Desa Wisata Jernih Jaya memiliki potensi wisata yang sangat tinggi dan budaya yang berharga seperti Rawa Bento. Namun, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal akibat kurangnya variasi dan inovasi pada produk wisata sehingga kurangnya minat wisatawan untuk berkunjung ke Desa Wisata Jernih Jaya. Rawa Bento adalah salah satu rawa tertinggi di Asia Tenggara yang berada di dekat Danau Gunung Tujuh dan Gunung Kerinci. Danau Gunung Tujuh adalah danau kaldera tertinggi di Asia serta Gunung Kerinci adalah gunung api tertinggi di Indonesia. Rawa tersebut dialiri oleh sungai yang sangat jernih, dihiasi oleh pepohonan yang rindang, dan dipenuhi oleh rumput rawa gambut, seperti rumput bento dan jenis rumput lainnya. Selain itu, rawa tersebut ditempati oleh berbagai hewan, seperti burung, kerbau liar, bebek liar, dan lainnya yang menjadi salah satu daya tarik dari tempat ini. Bukan hanya itu, Desa Wisata Jernih Jaya juga memiliki wisata agro kopi, wisata kebun kentang dan bawang merah, dan home stay Desa Jernih Jaya. Dengan berbagai potensi tersebut, Desa Wisata Jernih Jaya memerlukan upaya yang lebih terarah dan strategis untuk meningkatkan pengembangan produk wisata yang beragam, menarik, dan sesuai dengan kebutuhan serta minat wisatawan, sehingga Desa Jernih Jaya dapat menjadi destinasi wisata yang lebih berkembang dan berkelanjutan.
Pada tanggal 7 Agustus 2024, tim pengabdian masyarakat melakukan survei lapangan untuk menilai Point of Interest pendukung pariwisata di desa tersebut. Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2024 untuk mendapatkan foto udara melalui media drone di Desa Wisata Jernih Jaya. Foto udara tersebut menunjukkan bentuk dari Desa Wisata Jernih Jaya yang terdiri dari perkebunan, pertanian, pemukiman, lahan terbuka, dan sedikit semak belukar. Peta Desa Wisata Jernih Jaya juga memiliki fokus pada potensi wisata Rawa Bento. Data-data tersebut digunakan dalam pembentukan peta Desa Wisata Jernih Jaya yang dapat dijadikan landasan dalam pengembangan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan.
Sosialisasi dilakukan kepada masyarakat Desa Wisata Jernih Jaya pada tanggal 13 Agustus 2024 untuk mempresentasikan Peta Desa Wisata Jernih Jaya. Sosialisasi tersebut dihadiri oleh pengurus desa wisata dan perwakilan pemerintah daerah. Pihak tersebut menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan berpartisipasi aktif dalam sesi tanya jawab. Selain sesi tanya jawab, sesi diskusi juga dilakukan untuk dapat merencanakan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif di Desa Jernih Jaya. Hal tersebut diharapkan dapat memperkuat kerja sama antara tim dan masyarakat, serta meningkatkan efektivitas implementasi peta dalam mendukung upaya pengembangan desa wisata yang berkelanjutan dan inklusif di Desa Jernih Jaya, Kabupaten Kerinci.Foto Lapangan PAMATOUR (2024)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H