Mohon tunggu...
Pendidikan

Mengolah Urine Kelinci Menjadi Pestisida dan Pupuk Organik dengan Kandungan Luar Biasa

17 September 2018   19:23 Diperbarui: 18 September 2018   19:26 3920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di artikel sebelumnya saya telah membagikan artikel mengenai manfaat urine kelinci dan kandungan yang terdapat di dalam urine kelinci.  Untuk selanjutnya ini, saya akan membagikan sebuah artikel yang membahas tentang, bagaimana cara mengolah urine kelinci menjadi pestisida dan pupuk organik yang sangat mudah dan berkualitas tentunya. Langsung saja kita simak di bawah ini.

Sebelum menuju ke cara pengolahan urine kelinci menjadi pupuk dan pestisida, kita bahas dahulu sedikit mengenai sejarah kelinci agar kita lebih mengenalnya. Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan di banyak bagian bumi. Kelinci berkembangbiak dengan cara beranak yang disebut vivipar.

Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa. Pada perkembangannya, tahun 1912, kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae (termasuk di dalamnya jenis kelinci dan terwelu). Asal kata kelinci berasal dari bahasa Belanda, yaitu konijntje yang berarti "anak kelinci". 

Riset yang dilakukan Badan Penelitian Ternak (Balitnak) di Ciawi, Kabupaten Bogor, pada 2005 memperlihatkan urine kelinci mengandung unsur N, P, dan K masing-masing sebesar lebih tinggi 2,72%, 1,1%, dan 0,5% daripada kotoran dan urine ternak lain seperti sapi, kerbau, domba, kuda, babi, bahkan ayam.

Urine atau air kencing kelinci dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang kaya akan unsur hara terutama unsur hara N atau sering kita kenal dengan Urea, urine kelinci ini dapat diaplikasi ketanaman bisa secara langsung ataupun melalui proses fermentasi.

Manfaat yang dihasilkan dari urine kelinci ini dapat membantu pertumbuhan tanaman pada masa vegetatif yang untuk pembentukan akar, daun, batang dan anakan jika diaplikasikan ke tanaman padi, selain daripada itu manfaat urine kelinci juga dapat membantu membentuk zat hijau pada daun yang berfungsi untuk proses fotosintesis.

Setelah mengenal sejarah dan kandungan urine kelinci kita langsung saja membahas tentang pengolahan urine kelinci.

1. Alat dan bahan

  • 20 lt urine kelinci
  • 10 limbah jamu
  • 1 kg umbi gadung
  • 0,5 lt tetes tebu
  • 200 ml EM4
  • Drum plastik/blong air ukuran 30 lt

2. Cara membuat

  • 20 lt kelinci di masukan ke dalam drum plastik/blong air ukuran 30 lt, ditambahkan 10 kg limbah jamu, dan juga 1 kg umbi gadung yang telah di tumbuk atau di blender agar halus.
  • Campurkan 0,5 tetes tebu dan 200 ml EM4, kemudian di aduk hingga tercampur merata.
  • Setelah di aduk, drum kemudian ditutup dengan rapat. setiap 1 minggu sekali drum dibuka untuk membuang gas didalamnya. Pupuk siap digunakan setelah melalui proses fermentasi selama 2 minggu.
  • Pemakaian 1 lt air dicampurkan dengan 10 cc pupuk urine kelinci.

3. Pemakaian

  • Bisa di siramkan langsung di tanahnya ataupun di semprotkan di bagian daun tumbuhan. Namun Pemakaian pada umumnya dilakukan dengan penyemprotan pada bagian tanaman, terutama daun. Daun yang disemprot sebaiknya bagian bawah karena di sana terletak stomata yang akan menyerap langsung pupuk cair urine kelinci tersebut ke tubuh tanaman. Pastikan pula penyemprotan tidak berlangsung di saat musim hujan.

4. Manfaat pupuk

  • Zat perangsang pertumbuhan akar tanaman dan perangsan bunga dan buahpada benih/bibit
  • Sebagai Pupuk daun organik
  • Berfungsi sebagai pestisida bisa membuka daun yang keriting akibat serangan thrip, ulat, belalang bahkan tikus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun